SUARA KLASON TAKSI - beruntun di luar pintu pagar rumah. Siti, Linda dan Butet bergegas ke luar menuju taksi. Ketika mereka meluncur ke kediaman Rusman, hujan rintik-rintik yang semakin lama semakin deras. ''Waduhhhh... Pak supir kalau bisa cepat dikit. Ntar.. kita terjebak banjir'' kata Butet yang duduk dibangku belakang bersama Linda.

''Kalau pun banjir... lama lagi...'' kata pak supir setengah baya sambil menghidupkan penyapu air kaca depan.

''Bukan begitu Pak.. jalan yang kita lalui memang langganan banjir. Jadi tak perlu lama hujan. Sebentar saja air parit meluap. Kata Butet lagi.

''Siap Buk...'' kata Pak supir agak memacu cepat mobilnya.

''Duhhhh.. jangan ngebut Pak. Saya belum nikah nehhhh...'' kata Linda tertawa kuat.

''Pelan-pelan aja lah Pak...'' kini Siti pula yang nimbrung. Pak supir manggut-manggut aja. Mungkin dia bingung juga yang mana mau diikutin.

Sesampai di pintu pagar rumah Rusman, Siti minta supir agar langsung masuk hingga ke teras, karena hujan semakin lebat. Sepertinya pintu depan ditutup. Tak jelas apakah ada Rusman atau tidak di rumah. Butet beberapakali memencet Bel. Sesaat pintu terbuka. Di situ hadir pembantu tengah baya.

''Ohhh.. Ibu... masuk Bu...'' kata si pembantu yang memang sudah kenal dengan Siti.

''Bapak ada...?'' tanya Siti belum mau masuk.

''Bapak ke tempat Ibu nya. Sudah dari tadi bersama Bu Ratna. Kalau Ibu perlu telepon aja..'' kata si pembantu. Siti dan Linda serta Butet segera masuk dan duduk di ruang depan.

Siti mencoba menghubungi Rusman melalui Hp nya. Tetapi beberapakali dihubungi tak diangkat kendati ada nada masuk.

''Kok ngak diangkatnya...?'' Siti berkamit. Lalu terus dicobanya menghubungi. Tetap saja tak diangkat.

''Sepertinya dia tak mau lagi bicara dengan aku neh...'' kata Siti bicara sendiri. Tak ditujukannya kata-katanya itu kearah Linda dan Butet.

''Kok gitu...?'' tanya Butet.

''Ngak tau. Nadanya masuk, tapi tak diangkatnya'' wajah Siti sedikit agak risau. Artinya, mengapa Rusman kali ini tak mau mengangkat telponnya. Padahal sebelum sebelumnya tak pernah sekalipun Rusman tak mengangkat jika dihubunginya.

''Aku curiga, kalaukau mau nikah sudah bocor... Ti'' kata Linda.

''Maksudnya...'' tanya Siti singkat.

''Yahhh.. mungkin dia berpikir pasti kau akan memberitaukan masalah itu. Sehingga dia, tak ingin lagi dihubungi''.

''Bisa saja begitu Ti'' kali ini Butet yang mendukung dugaan Butet itu. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...