Kementerian BUMN mencatat total aset 118 perusahaan BUMN sebesar Rp6.325 triliun. Untuk tahun 2017, kementerian ini menargetkan aset pada 2017 mencapai Rp7.035 triliun atau naik 11,2 persen dari tahun 2016. “ Diharapkan ada kenaikan laba 20,1 persen menjadi Rp197 triliun dan ekuitas yang naik 7,1 persen menjadi Rp2.391 triliun (tahun ini),” kata Sekretaris Menteri BUMN, Imam A. Putro, di Jakarta, ditulis Senin (6/3/2017).

Jika dibandingkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, nilai aset yang dikuasai pemerintah lebih dari 3 kali lipat aset BUMN. 

Tahun depan, pemerintah mengganggarkan belanja dalam APBN sebesar Rp 2.080 triliun, dengan pendapatan Rp 1.750 triliun.

Imam mengatakan kementerian juga menginginkan ada kenaikan dividen yang disetor dari ratusan perusahaan pelat merah itu, yaitu dari Rp37 triliun pada 2016 menjadi Rp41 triliun pada 2016.

Sekadar informasi, pada tahun 2016, 118 perusahaan pelat merah membukukan laba sebesar Rp164 triliun dan pendapatan Rp1.802 triliun. Asetnya pun tembus Rp6 ribu triliun, yaitu Rp6.325 triliun.

Pada tahun itu, BUMN-BUMN juga menyetorkan dividen kepada negara sebesar Rp37 triliun—jumlahnya sama dengan dividen yang disetorkan pada tahun 2015.

Menurut Imam, ada beberapa program strategis yang akan dilakukan oleh Kementerian BUMN pada tahun ini, misalnya kartu tani, revitalisasi pabrik gula, BBM satu harga, dan penggabungan bank-bank syariah BUMN. Kementerian juga akan mempercepat program pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalila dan optimalisasi destinasi wisata Nusa Dua.  

Pada tahun 2017, Kementerian BUMN juga akan melakukan holding BUMN asuransi, pangan, farmasi, rumah sakit, maritim, industri berat dan perkapalan, pertahanan strategis, dan teknologi tinggi.

“ (Ada juga) pelaksanaan RUPS laporan tahun 2016, berikut penetapan dividen dan pelaksanaan IPO dan right issue pada beberapa anak perusahaan BUMN untuk meningkatkan kapasitas pendanaan,” kata dia.