Hamil merupakan sesuatu kondisi yang sangat ditunggu oleh seorang wanita atau keluarga yang telah menjalani rumah tangga. Biasanya, seorang ibu yang baru menjalani masa pertama kehamilannya akan mencari tahu mengenai hal-hal apa saja yang dibolehkan dan dilarang terkait dengan kehamilannya.

Tapi, jika anda bertemu dengan teman atau saudara yang sedang hamil, janganlah terlalu menggurui si ibu Halim tersebut yang seolah-olah dia tidak memiliki pengetahuan untuk menjaga kehamilannya.

Sebaiknya, ucapan-ucapan yang kepada ibu hamil lebih dijaga. Bukan karena ibu hamil lebih perasa atau mudah tersinggung. Tapi memang ucapan tersebut tidak ada gunanya, bahkan dapat membuat si ibu menjadi drop dan kepikiran akibat ucapan kita yang tidak patut.

Menurut Miyosi Ariefiansyah (@miyosimiyo) pemilik www.rumahmiyosi.com, ada 8 hal yang sebaiknya tidak diucapkan kepada ibu hamil, dikutip Dream dari laman ummi-online.com. Simak ulasannya!

Membandingkan, Mengancam dengan Mitos

1. Menceramahi berlebihan seolah bumil (ibu hamil) tersebut adalah gelas kosong yang enggak tahu apa apa

Menasihati karena ingin memberi informasi demi kebaikan sangat berbeda dengan menasihati dengan tujuan mempermalukan atau agar orang lain terlihat bodoh atau hanya untuk sekadar pamer ilmu.

Setiap ibu pastinya memiliki naluri keibuan. Jadi sebenarnya sudah fitrah jika setiap wanita yang sedang hamil akan berusaha memberikan yang terbaik pada buah hatinya. Bila pun kita ingin memberi informasi, cukuplah sesuai porsi, enggak perlu juga kan menceramahi berlebihan seperti ngajarin anak-anak.

Ada baiknya sebelum meng-input sesuatu, kita tanya dulu kondisinya seperti apa. Barulah setelah tahu, kita bisa menginformasikan hal yang terlewat padahal penting untuk bumil. Kalau tiba-tiba menceramahi bertubi-tubi rasanya kok kurang tepat ya. Ibu hamil kan bukan balita.

2. Membandingkan

Entah kenapa hampir semua manusia suka sekali membandingkan yang pada intinya bertujuan sama: ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih baik/kuat/hebat. Bumil pun tidak lepas menjadi sasaran.

" Aku dulu sih pas hamil lincah ...,"

" Aku dulu sih pas hamil masih bisa angkatin aqua galon ...,"

" Kamu sih enak enggak sama ngurus balita. Kalau aku dulu pas hamil sambil ngurus lima bocah ...,"

Dan seterusnya. Sudah terlihat jelas bahwa membandingkan bukanlah sikap solutif. Bukan sebagai sebuah pembenaran jika bilang setiap ibu hamil punya kondisi berbeda karena kenyataannya memang seperti itu.

3. Selalu berkomentar yang tidak ada isinya

" Kok perutnya kecil amat?"
" Kok kegedean, sih,"
" Badanmu bengkak banget, ya,"
" Kok mamanya kurus? Anaknya sehat?"
" Kok gak mual muntah, jangan-jangan enggak hamil,"

Bagi seorang ibu yang baru saja hamil setelah sekian lama menunggu, jujur saja kalimat di atas bisa bikin worry (dari yang tadinya enggak mikir aneh-aneh).

4. Mengancam dengan mitos

" Jangan begini nanti begitu ...,"
" Jangan anu nanti itu,"

Dan komentar semacamnya yang tidak berdasar. Dulu, percaya mitos masih bisa ditoleransilah ya karena ilmu pengetahuan tidak secanggih sekarang. Tapi kalau saat ini masih juga mendewakan mitos, deuhh. Dan lagi, percaya kan bukan sama mitos, tapi sama Allah yang mengizinkan hamil dan meniupkan ruh