SESAAT TERDENGAR SEPERTI KELUARGA RIZAL - sudah datang. Karena ada suara saling sambut salam. Sekilas detak jantung Siti bergemuruh. Bagaimana pun juga, saat itu adalah satu suasana yang menurutnya paling bersejarah. Mengingat, sebelumnya, masa-masa seperti ini begitu diimpikannya hancur lebur akibat musibah yang menimpa dirinya. Lalu saat-saat keinginan dan mimpi itu kini menjelma kembali, padahal dia sudah tak pernah memimpikan lagi masa-masa keinginannya untuk dilamar sebagai wanita sebelum menuju ke jenjang pernikahan.

''Aku keluar ya Siti. Kepingin pula menyaksikan prosesi pinangan ini'' kata Linda yang memang masih jomblo, sembari tegak. Diikuti Butet, sementara Rini tetap bersama Siti karena dia sedang memangku Icha.

Linda dan Butet duduk dekat ruangan tengah dan tidak berbaur di ruang depan dimana antara keluarga besar Siti dan Rizal sudah bergabung.

Setelah saling memperkenalkan keluarga besar masing-masing, kemudian Siti dipanggil untuk memperkenalkan diri pada keluarga Rizal. Nampak beberapa keluarga Rizal agak berdecak juga melihat sosok Siti yang masih nampak anggun, cantik dan manis.

''Waddduhhhh... Patut lah si Rizal itu terpaut betul dengan si Siti itu'' ujar Pacik Harun, abang dari Ayah Rizal yang sudah usianya sekitar 60-an, namun fisiknya masih kekar dan karakternya sedikit suka bercanda. Celotehan Pacik Harun ini membuat keluarga Rizal dan Siti terkekeh. Siti memang sudah kembali masuk ke kamarnya.

Tahap-tahap prosesi lamaran berjalan mulus diiringi kelakar dan canda hingga pemberian mahar. Namun ada sesuatu hal yang memang diluar dugaan dan tidak seperti yang dikemukakan Siti, bahbawa pernikahannya nanti hanya sebatas berdoa dan memanggil anak yatim. Tetapi keluarga Rizal justru meminta agar pernikahan Siti dan Rizal digelar dengan pesta. Artinya ada Janur kuning dan Tenda Biru.

''Awalnya, pihak keluarga menerima keinginan Siti agar pernikahan ini berlangsung hanya dengan melakukan doa saja. Tetapi, beberapa waktu lalu Rizal justru meminta agar dilakukan secara lumrahnya sebuah pernikahan. Setelah Ijab Kabul, lalu diresmikan dengan tahap-tahap prosesi hingga bersanding di pelaminan'' kata Pacik Harun yang mungkin sebagai juru bicara dan yang memimpin rombongan.

Emak dan Ayah serta keluarga besar Siti lainnya, memang agak terkejut juga. Sebab, sebelumnya meraka hanya tau kalau pernikahan hanya dilakukan secara sederhananya. Tidak pesta-pestaan.

''Jadi dengan adanya perubahan ini, kami dari pihak keluarga Rizal meminta pada keluarga Siti, agar jangan bimbang dan ragu soal pembiayaannya. Kami sudah sediakan dalam hantaran.

Ungkapan Pacik ini sedikit banyaknya, membuat keluarga Siti tersentak dan terperangah. Artinya, walaupun ada biaya hantaran berapa pun itu, mereka juga sudah siap kan juga biaya pendukung jika pernikahan dilakukan secara sederhana. Tetapi jika harus pesta, tentu mereka juga kewalahan. Namun sebelum tingkat kecemasan mereka naik ke ubun-ubun. Pacik Harun justru segera menurunkan tingkat kerisauan itu dengan menyebutkan, masalah biaya untuk pergelaran pernikahan sudah disediakan. Artinya, keluarga Siti tak perlu cemas dan risau. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...