Jika Sahabat Dream Travel mengunjungi Pulau Gotland, Swedia, jangan kaget dengan pemandangan batu bergores yang tersebar dimana-mana. Batu-batu tersebut berpola goresan tajam yang dalam dan memiliki lebar serta panjang berbeda pada setiap batunya.

Jika melihatnya secara sekilas, mungkin kamu akan berpikir seseorang telah menggunakan batu tersebut untuk mengasah benda tajam seperti kapak atau pedang. Tak heran, pada pertengahan abad ke-19 banyak yang menyebut batu tersebut dengan sebutan 'Batu Mengasah'.

Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh seorang tokoh pada masa itu. Tokoh tersebut menyatakan ukuran kapak dan pedang yang digunakan untuk berperang beberapa ratus tahun lalu tidak cocok dengan goresan pola pada batu bergores.

Sayangnya, hingga kini bantahan dari tokoh itu masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan karena tidak satu pun arkeolog dunia yang berhasil menemukan sisa kapak dan pedang yang tertinggal dari zaman perang di area batu bergores.

Selain di Pulau Gotland, batu bergores juga ditemukan di negara bagian Eropa. Mulai dari Norwegia, Prancis, Luksemburg, Inggris, sebagian Australia dan India. Namun tetap Pulau Gotland yang paling banyak memiliki batu bergores yang tersebar hampir di seluruh pulau.

Sama seperti teka-teki Stonehenge yang hingga kini belum terpecahkan, batu bergores juga memiliki cerita yang sama. Pola goresan yang terdapat pada batu itu tak dapat dijelaskan oleh arkeolog manapun.

Para ahli yang melakukan penelitian memiliki pernyataan yang berbeda-beda. Beberapa menyatakan, pola goresan tersebut terbentuk karena proses pengasahan benda tajam.

Ada juga yang menyatakan pola berasal dari sinar matahari langsung yang mengenai batu hingga terbentuklah fenomena alam. Sisanya mempercayai bahwa pola tersebut merupakan kalender Lunar. Sampai saat ini terdapat lebih dari 3.600 batu bergores yang tersebar di Pulau Gotland.