SITI DAN RIZAL - tak ingin bergabung dengan para keluarga Rusman, sebab posisi mereka di situ orang lain dan tidak ada sangkut pautnya lagi dengan keluarga Rusman. Sehingga keduanya memilih duduk di bangku yang tak jauh dari ruang inap dimana ibu Rusman dirawat. Sesaat tampak Rusman dan isterinya Ratna keluar ruangan, mereka sedang melihat sana-sini mungkin lagi mencari sosok. Dan tatapan mereka tertumpu pada Siti dan segera bergegas mendekati.

''Kondisi Ibu sudah membaik. Tetapi belum boleh diganggu,'' kata Rusman sembari duduk di bangku panjang bersama Ratna tidak jauh dari posisi Siti dan Rizal.

''Hemmm... Ti.., kami berencana setelah Ibu sembuh, ingin berunding dengan Siti dan keluarga'' Rusman mendadak menyodorkan bicara yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi penyakit Ibu.

''Maksudnya..?'' tanya Siti sembari mengusap bibirnya dengan tisu.

''Nanti saja Abang beritau...''

''Apakah ada hubungannya dengan Icha...?''

''Bisa iya dan bisa tidak. Tetapi sepertinya tak etis Abang beritau saat ini'' ujar Rusman sembari merunduk. Seolah dia sedang menyimpan beban yang mungkin saja tak akan bisa segera diselesaikan.

''Beritau aja lah Bang... Biar bisa pula Siti mempertimbangkannya dan tidak akan memunculkan tanya'' kata Siti mendesak Rusman agar berterus terang saja dengan persoalan yang diutarakannya tadi.

''Sebenarnya memang ada hubungannya dengan Icha. Tapi ada yang lebih penting dari itu'' kata Rusman lagi sembari menghela nafas dalam. Keresahan dan kegalauan mendadak membungkam disekujur tubuhnya.

''Maksudnya...?''

''Nanti ajalah abang khabari kalau Ibu sudah sehat betul'' ujar Rusman yang masih bertahan menyembunyikan apa gerangan masalah lain yang akan di musyawarahkan dengan keluarga Siti, sehingga harus ada pertemuan dengan kedua keluarga besar.

Jawaban Rusman ini memang tak lagi dipersoalkan Siti, mungkin dia juga tak harus memaksakannya sebab kondisi dan situasi memang lagi tak memungkinkan saat itu, sebab Rusman sendiri memang lagi sedang menghadapi sakit Ibu nya.

Hanya saja, mungkin Siti merasa agak ringan sedikit sebab Rusman jauh-jauh hari telah menyatakan keinginan mau ketemu, dibandingkan nanti secara tiba-tiba. Jika sekarang tentu dia sudah akan mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah yang kelak akan diajukan Rusman dan keluarganya.

Sesaat ada keluarga yang keluar dari ruang Inap Ibu dan memanggil Rusman yang segera tegak diikuti Ratna yang nampak kali ini tak begitu banyak aksi dan reaksinya. Bahkan, ikut campur lagi dengan persoalan Siti dan Rusman. Dia bagaikan sosok pendengar yang baik saja. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...