KETIKA RIZAL DAN Siti - ingin keluar dari lokasi jual jagung bakar, suara Hp Siti berdering. Rizal yang sudah stand by di atas motor besarnya terpaksa harus menunggu Siti yang lagi sedang melihat siapakah gerangan yang muncul di monitor hp nya. Ternyata dari Rusman. Siti segera mengangkatnya. ''Ada apa Bang...?'' tanya Siti setelah sambungan telpon tersambung.

''Ibu hari ini dibawa ke rumah sakit...'' terdengar suara Rusman dengan suara agak sesak.

''Kenapa...?''

''Ngak tau. Ibu mendadak terkena serangan jantung. Memang Ibu ada riwayat penyakit jantung. Tapi sudah lama tak kambuh''

''Lalu hubungannya dengan Siti..?'' Siti agak heran juga, karena Ibu sakit kenapa dia yang dihubungi...?

''Memang tidak ada hubungannya, abang hanya ingin memberitau saja...''

''Jadi...?, bagaimana kondisinya...?''

''Kritis....''

''Okelah... kalau sempat nanti Siti datang'' ujar Siti yang segera memutuskan hubungan sambungan telpon.

''Siapa...?'' tanya Rizal pada Siti yang sudah naik dibelakangnya.

''Ibu Rusman sakit''

''Sakitnya...?''

''Serangan jantung.''

''Lalu...?''

''Ngak apa-apa. Hanya dia sekedar memberitau saja.''

''Jadi...'' sergah Rizal lagi sambil menjalankan motornya perlahan.

''Ya…sudah. Itu saja'' Siti menjawab datar.

''Dia tak menyuruh datang menjenguk...?''

''Tidak..''

''Siti..,dalam saat begitu. Kita harus berpikir jernih saja. Abang tau, kalau Siti memang sudah tak inginkan lagi ada hubungan sekecil apapun dengan keluarga Rusman. Namun jika ini menyangkut penyakit. Apalagi serangan jantung sesuatu yang sangat berbahaya sekali. Kita harus bisa mengalah. Kita harus berpikiran positif saja'' kata Rizal serata memacu motornya menikung ke jalan Arifin Achmad.

''Maksud abang...?'' ujar Siti sambil memeluk ketat pinggang Rizal.

''Kita harus menjenguknya.''

''Kok gitu....?. Siti takut nanti, jika kunjungan itu nanti berbuntut lagi. Padahal, selama ini persoalan antara Siti dan keluarga Rusman kan sudah selesai. Buktinya mereka tak pernah lagi mengusik-usik Icha.''

''Kita harus bisa memilah-milahnya Ti... Jangan pukul rata. Siti boleh sakit hati. Tapi jangan sesekali dendam. Karena, itu tak akan baik nanti akhirnya.'' Rizal sepertinya masih punya hati nurani terhadap keluarga Rusman yang telah menyakiti Siti selama ini. Dia menganggap sikap Siti yang keras itu, sepertinya tak etis disaat-saat oranbg sedang mengalami musibah.

''Jadi menurut Abang...?''

''Kita harus menjenguknya.''

''Terserah abang saja lah. Tapi kalau nanti ada buntutnya. Resikonya abang yang nanggung ya..? ujar Siti agak melemah sedikit sikap keras nya. Rizal tak bereaksi lagi atas ucapan Siti tadi dan dia memacu motornya ke rumahsakit di mana Ibu Rusman drawat. (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...