MASALAH ANAK YANG MENJADI PERSOALAN BARU- disampaikan Siti pada Emak. Dia ingin dalam masalah ini Emak dan Bapak harus bisa ikut campur. Karena ini secara tak langsung sudah bersentuhan dengan orang tua Rusman yang menjadi besan orang tua Siti. Hari itu sehabis mengajar, Siti tak langsung pulang ke rumah tetapi ke rumah orang tuanya. Langsung saja masalahnya diutarakan Siti pada Emak. Sedangkan Bapak sedang keluar dan tidak ada di rumah.

''Sepertinya keluarga Rusman itu, tak henti-hentinya mencari masalah. Sebenarnya kau itu sudah banyak menenggang. Sudah terlampau banyak pula mengalah. Bahkan, dalam masalah mu dengan Rusman. Kami pun tak banyak ikut campur. Bahkan selalu menahan diri. Tetapi, kalau kau diperlakukan terus begini. Kami pun tidak akan tinggal diam lagi'' kata Emak yang selama ini dikenal banyak bersabar. Banyak mengalah, akhirnya meletup juga rasa geramnya dengan sikap Rusman dan keluarganya.

''Sebenarnya aku malas dan tak ingin bertemu dengan keluarga Rusman itu. Sebab, sejak kau menikah siri dengan Rusman itu pun mereka menganggap aku dan bapak kau itu seolah seujung kuku saja. Kan kau tau hanya dua kali kami ketemu mereka. Itu pun, ketika kalian menikah. Sehabis itu. Tak ada kan...?'' Emak yang saat itu baru saja usai Sholat dzuhur terduduk di tepi ranjang di kamarnya.

Sementara Siti duduk di sebelah ujung. Wajah Emak nampak kuyu dan gelisah. Emak sebenarnya sudah capek dan lelah memikirkan jalan hidup Siti yang bagaikan tiada hentinya. Bagaikan ombak yang pergi lalu muncul bergulung lagi.

''Jadi menurut Emak apa yang harus Siti lakukan...? Kemarin Siti sudah telpon Rusman dan beri peringatan. Jika dalam seminggu ini Icha tak dikembalikan. Siti akan bertindak. Bahkan Siti ancam dia, iika mereka telah menculik Icha...'' Siti mengusap dahinya dengan tisu, karena peluh berbutir-butir muncul di situ.

''Baiknya, kau tunggu saja sesuai dengan peringatan kau itu. Seminggu. Jika lewat. Nanti kita pikikan, tindakan selanjutnya. Aku harap kau jangan bertindak sendiri-sendiri. Setiap langkah, musyawarahkan dulu dengan kami. Atau setidak-tidaknya dengan keluarga besar kau'' kata Emak menasehati Siti agar jangan bertindak gegabah dulu. Setiap tindakan menurut Emak harus dilakukan dengan kehati-hatian.
Jangan nanti, antara keluarga yang berbenturan. Anak akan terjepit di tengah-tengah. Emak sepertinya tak ingin juga cucunya menjadi ajang keributan. Padahal, anak itu kan tak tau apa-apa.

''Jadi Siti tunggu dulu sampai minggu depan sesuai dengan ancaman Siti'' Siti mengulang lagi apa yang tadinya telah dikemukakannya pada Emak.

''Yahhh... tunggu saja. Sebab masalah ini cukup riskan. Karena menyangkut masalah ayah dan ibunya Icha. Sama-sama orang tua kandungnya. Jangan nanti kalah jadi abu menang jadi arang'' kata Emak menasehati Siti agar semua masalah harus dibawa dengan kepala dingin dan hati yang sejuk.

Sepertinya Siti menuruti keinginan dan nasehat Emak. Karena baginya, nasehat orang tua itu lebih baik dari membawa perasaan hati sendiri. (Bersambung)

Cerita Selanjutnya...

Cerita Selanjutnya...