DISAAT SITI DAN RIZAL - lagi menyantap hidangan, si kecil yang tadinya tertidur nyenyak mendadak terbangun. Seperti gelisah. Anak itu merengek dan menggeliat-geliat. Biasanya si kecil tak seperti itu. Puteri Siti  ini paling baik. Sikapnya tak begitu menyusahkan. Tak jelas..., mengapa dia begitu. Mungkin dia tau juga tentang nasib ibunya. Jadi tak banyak tingkah. Tapi kali ini tingkahnya memang mendadak agak lain dari biasanya. Siti yang mencoba menyusuinya pun seolah tak berkenan. Bahkan dia seperti menolak. Siti menjadi bingung dengan perubahan sikap si kecil itu.

''Kenapa Ti...???'' tanya Rizal yang segera mngambil si kecil dari pangkuan Siti dan mencoba mendiamkannya dengan menggendongnya keluar restoran. Namun tetap saja si kecil seperti meronta-ronta dan merengek.

Disaat Rizal ingin masuk kembali ke restoran untuk kembali ke tempat duduk semula di mana Siti masih belum selesai makan. Setahu bagaimana, dia bertatapan dengan Rusman. Tubuh Rizal agak meriang. Apalagi, Rusman seperti sedang memperhatikan tentang apa yang dilihatnya.

Rizal segera beranjak cepat menghampiri Siti dengan wajah agak cemas.

''Ti... Gawat... Rusman melihat abang tadi..'' dia seperti berbisik disebelah Siti.

''Gawat apa. Biar ajalah. Kenapa harus takut. Dia mau apa rupanya...? Tak sekarang. Nanti-nanti juga kita pasti juga akan bertemu dengan dia di luar. Tenang ajalah Abang'' kata Siti seolah tanpa beban dan kecemasan.

''Mari si kecil. Makan dulu abang'' kata Siti segera mengambil si kecil dari pelukan Rizal. Melihat reaksi Siti yang tampak biasa-biasa saja Rizal sedikit agak tenang. Rizal kemudian meneruskan santapnya yang tadi baru setengah di makannya. Namun perasaan yang tak enak membuat dia tak beselera menghabiskannya.

Si kecil kian menjadi-jadi saja merengeknya. Bahkan kali ini sudah ada tangisan membahana dari bibirnya. Siti tegak dan berupaya mendiamkannya. Sementara dari sudut matanya, dilihatnya Rusman dan Ratna tegak. Siti berfirasat kalau Rusman dan Ratna akan menuju ke arahnya. Memang benar Rusman dan Ratna memang mendekatinya. Rizal yang tau segera tegak. Dia seolah ingin membentengi Siti.

''Siti...?'' tegur Rusman setelah dekat ke arah Siti.

''Ya...'' Siti hanya menjawab singkat. Namun dia tak tampak cemas maupun tegang sama sekali. Biasa saja. Hanya wajahnya yang menunjukkan tak bersahabat.

''Dia haus mungkin...'' kini Ratna dengan wajah ramah mendekat kearah Siti. Siti tak juga merasa cemas. Masih tetap stabil.

''Iya Kak... tapi tak biasanya dia begini'' kata Siti mencoba ramah. Tampaknya diantara mereka di situ tak ada kegamangan. Ketegangan dan kesungkanan. Seolah situasi dan kondisinya biasa-biasa saja.

Rusman perlahan mendekat. Sesaat si Kecil mendadak diam... Ada Apa..? Kok bisa... ? (Bersambung)

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...