JAKARTA - Masyarakat daerah Kreung Tribe di utara Kamboja memiliki ritual unik dalam mencarikan jodoh yang cocok untuk anak gadisnya.

Sepertti dikutip dari dailymail.co.uk, Sabtu (17/12/2016), ketika anak perempuan sudah memasuki usia remaja awal, sekitar umur 9 hingga 15 tahun, orangtua mereka akan segera membuatkan sebuah gubuk. Gubuk dibangun tidak jauh dari rumah mereka untuk para perempuan. Nantinya mereka akan hidup secara mandiri sambil mencari jodoh yang sesuai dengan keinginan hatinya.

Pada siang hari, perempuan muda ini akan membantu orangtua mereka bertani dan berladang. Namun pada malam hari, ketika pemuda-pemudi mulai berkumpul di sebuah api unggun, mereka akan bermain bersama-sama.

Permainan ini yang akan menjadi media perempuan muda untuk mencari jodohnya. Ketika permainan selesai, sang perempuan akan tidur di dalam gubuk cinta sambil menunggu laki-laki yang akan menjalin hubungan dengan mereka.

Bila ada laki-laki yang datang, mereka akan menghabiskan malam berdua mengenal satu sama lainnya, mulai dari latar belakang, pekerjaan hingga kebiasaan yang dilakukan. Perempuan boleh mengajak sang laki-laki untuk berhubungan badan.

Bila hubungan ini terus langgeng, mereka bisa menikah dengan laki-laki yang dipilih. Bila tidak langgeng, sang perempuan tinggal menunggu laki-laki lainnya yang datang untuk menjalin hubungan dengan mereka.

Meski cara ini dipandang melanggar norma-norma barat yang menganggap orangtua harus menjaga anak perempuan dari tindak kekerasan seksual, namun pada kenyataannya tidak ada kasus perkosaan bahkan kekerasan yang terjadi di desa Kreung Tribe. Bahkan anak-anak mereka yang menikah, terbukti langgeng dalam hubungan dan jarang ada yang bercerai di desa tersebut.

Gubuk cinta ini merupakan sebuah kebudayaan yang sudah mengakar di masyarakat. Mereka percaya bahwa anak perempuan harus diberikan kemandirian dan kebebasan dalam memilih untuk masa depannya. Termasuk dalam urusan jodoh yang menjadi bagian kehidupan manusia. ***