Disaat dia didekap resah dan gelisah, telepon genggamnya berdering di atas ranjang. Segera diterkamnya dan menempelkan di telinga.

‘’Dengan Bang Rusman Ya,’’ tanyanya.

‘’Kok nanya, nomornya kan belum diganti. Oh, iya ada perlu apa ya?‘’terdengar suara Rusman dari seberang.

‘’Perlunya nanti, ketemu dulu. Apa abang ada waktu….?“

‘’Tentang apa….?“

‘’Nanti lah itu“

‘’Bagaimana Ya, kebetulan dalam dua hari ini ada pertemuan dengan para karyawan dari beberapa daerah. Paling-paling sempatnya di lokasi pertemuan, dan nanti abang minta waktu’’.

‘’Di mana…..?“

‘’Di hotel, karena para karyawan daerah menginap di situ“

‘’Nanti….?“

‘’Bolehlah, sekitar pukul 9 waktu jam istirahat pertemuan’’

‘’Baik’’ Siti menghentikan pembicaraan.

Sebelum pukul 9 Siti sudah berada di lobi  hotel, dan menurut salah seorang panitia pertemuan, sebentar lagi jam istirahat. Siti memang tak berkeinginan menghubungi Rusman melalui Hp-nya, karena dia menjaga juga, Rusman bisa terganggu karena sedang ada pertemuan.

Sembari menunggu waktu istirahat, perasaannya tak karuan. Sepertinya dia serba salah, ingin diam. Salah, dibiarkan juga akan trus  engusik diri. Dalam kebimbangan, keraguan dan desakan emosinya, telepon selulernya berdering. Cepat diraihnya dalam tas tangannya.

‘’Sudah di mana….?“ tanya Rusman.

‘’Di lobi “

‘’Sebentar ya….? “ 

Siti menunggu lagi, sesaat muncul seorang perempuan setengah baya menghampirinya.

‘’Ibu Siti….? “ tanyanya ramah

‘’Benar “

‘’Saya antar menemui Pak Rusman di lantai 5’’ kata perempuan itu lagi , Siti tegak mengikuti perempuan itu menaiki lift. Setibanya di lantai 5 perempuan itu membawa Siti ke sebuah pintu kamar yang terbuka.

‘’Silahkan masuk B’’ kata perempuan itu. Siti tak segera masuk, dia sungkan dan gentar. ‘’Ngapain ketemu di kamar hotel’’ bisik hatinya. Belum lagi pertanyaan bathinnya terjawab ,muncul Rusman.

‘’Kok bengong, tak perlu takut. Ini ruangan saya selama pertemuan berlangsung. Tidak apa-apa,’’ kata Rusman yang berpenampilan tampan dan gagah . Siti memang sudah beberapa tahun tak pernah bertemu lelaki itu, walaupun satu kota. Sebab, dia memang tak ingin bersua, dikarenakan persoalan ketidaksukaan saja dengan sikap Rusman yang terus mengejarnya. Jadi, selama ini dia memang berupaya terus menghindar. Dan baru kali inilah dia bertemu, itupun karena ingin menyampaikan maksud hati yang sudah lama terbenam dan ingin diletupkan malam itu juga. (BERSAMBUNG)

Cerita Sebelumnya…

Cerita Selanjutnya...