HUBUNGAN Siti dan Rizal sudah cukup lama sejak keduanya sama-sama duduk dibangku SMA, setelah tamat Rizal meneruskan pendidikannya keperguruan tinggi, sementara Siti tak nyambung karena ketiadaan biaya lalu melamar menjadi guru TK dan sampai saat ini masih mengajar di sebuah TK di Pekanbaru. Rusman sendiri yang semula ikut menangani usaha armada speedboat milik sang ayah dengan rute Batam – Tanjungpinang, kemudian lepas dari bayang-bayang usaha sang  ayah lalu bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit di daerah Kampar.dengan posisi sebagai staf.

Tak jelas mengapa Siti menampik pinangan  Rusman yang memiliki prestasi gemilang dalam karrr itu,kenapa harus berkutat menggeliatkan percintaannya dengan Rizal yang justru masih terseok-seok menggapai masa depannya. Padahal kedua lelaki itu sama-sama tampan dan ganteng. Dan masalah ini pulalah agaknya yang menjadi kegalauan dan kecemasan Emak, apalagi Ayah sudah sampai turun tangan bahkan telah memberikan deadline tenggang  waktu dalam sepekan ini Siti harus menyatakan jawabannya tentang lamaran keluarga Rusman  itu.

Tempo waktu yang diberikan ayah ini pulalah yang membuat Siti kian kalang kabut. Sesaat Siti merasakan pelipisnya berdenyut, nafasnya juga ikut-ikutan sesaknya bukan main. Kata orang, mengharungi  perkawinan tak selalu mengenyangkan jika hanya mengunyah cinta. Tak jua bisa mencapai kebahagiaan kalau hanya sekedar tersandar di buaian asmara.

Tetapi sebagian orang menyatakan, cinta adalah sebuah rahasia jiwa dan orang bisa gelap mata, kehilangan nurani, bahkan terkulai beku jika saja cinta terberangus tanpa makna.

Bahkan yang paling ekstrim lagi, hidup dan kehidupan tanpa cinta adalah sebuah bom waktu yang siap meledak kapan saja, jika cinta itu tersulut. Sebab itu, menurut kata orang juga, perkawinan tak berlandaskan cinta ,bersiap-siaplah menerima resiko patahnya aras pernikahan itu sendiri.

Ahhhhhhhh……! .itu kan  hanya kata orang, emak sendiri katanya,dulunya menikah dengan ayah tanpa cinta, kenapa langgeng sampai detik ini……?. Berbagai ungkapan menggempur di sanubari Siti. Dapatkah, harta mengalahkan segala-galanya….? termasuk cinta itu sendiri.Dengan kekayaan,kesuksesan Rusman itu akan mampukah menaklukkan cinta kasihnya terhadap Rizal….?.

Siti kian gelisah di pagi subuh itu. Desiran halimun pagi mengguyur masuk melalui celah celah lubang angin di atas bingkai jendela menerabas ke badannya 

yang dari batang leher yang jenjang terbuka hingga ke pangkal belahan dadanya yang mengenakan kimono tipis, sehingga gunung  salju seputih dadu itu terbias mencuat.

Sesaat dia menggetarkan tubuhnya yang terasa dirasuki hawa dingin, sehingga bukit kembar  itu pun bergerak dan berayun  menyapu dan menggesek pelataran sutera yang membalut tubuhnya. Ditarikkannya  ujung selimut hingga ke batas leher dan menggerakkan tubuh menyamping seraya menyambar bantal guling dan mendekapnya dalam belahan paha.Pinggulnya yang padat  gempal itu pun sesaat berayun dan berombak.        Sesaat  dia bergerak , lalu duduk dengan kedua kaki merapat dan tertekuk,  dagunya diletakkannya di lutut dengan kedua tangan melingkar ke betis. Dia bermenung lagi disitu. Kegelisahan menghentak keras ke dinding rongga dadanya. Dia tau, sifat Ayah yang sedikit agak jeras dalam mengambil suatu sikap, walaupun karakternya seharian penuh kelembutan. Dan kali ini, sepertinya Ayah tak akan bertolak angsur lagi. Bagaimanapun juga dia inginkan hitam putih jawabannya. ( BERSAMBUNG ).

Cerita Sebelumnya...

Cerita Selanjutnya...