“Meskipun nun jauh di negeri orang, saya berharap orang Indonesia khususnya etnis Batak yang tinggal di Singapura tetap bisa mengenakan kebaya dengan padanan ulos untuk acara acara istimewanya, sekalipun saat ingin melangsungkan perkawinan,” begitu Risma Ria Hutabarat, pemilik MM Galery menjawab tentang tujuannya menggelar fashion show Kebaya Ulos yang dilangsungkan di gedung KBRI Singapura akhir Juli kemarin. Kehadiran wanita yang akrab disapa Risma ini juga sekaligus untuk mengisi acara pentas seni budaya yang digelar Gereja HKBP Singapura, dalam rangka merayakan HUT-nya yang ke 80 tahun.

Dengan menggandeng tata rias dari Reza Salon beserta model yang juga didatangkan dari Medan, Risma menghadirkan aneka kreasi kebaya yang dipadankan dengan ulos.

Fashion show tersebut begitu menarik minat pengunjung yang jumlahnya sekitar 500-an orang. Khususnya masyarakat Batak. “Biasanya orang Batak yang tinggal di Singapura saat melangsungkan pesta perkawinan memakai busana Internasional. Melalui acaraini saya ingin menunjukkanbahwa  dengan busana tradisional sekalipun pengantin tetap bisa tampil cantik. Mereka bisa mengabadikan hari istimewanya dengan mengusung busana dari budayanya sendiri meskipun mereka tinggal di negeri orang,” ujarnya.

Menurut Risma, saat ini ada sekitar 50 kk warga Batak yang sudah menjadi penduduk di negari Singa tersebut.

Moderen tradisional

Meskipun kebaya dan ulos merupakan pakaian tradisional, Risma mendesain busana tradisional itu dalam bentuk yang modern dan elegan saat dipakai.

Untuk kebaya, wanita berambut pirang ini mengkombinasikan bahan brokat  dan tule berdesain mewah, dan didukung juga pilihan warna yang elegan. Selanjutnya bawahannya menggunakan sarung ulos dengan warna yang sesuai. Segala kreasinya mendapat decak kagum dari pengunjung.