MEDAN-Bagaimana ya rasanya ketika martabak  telur diolah dengan rasa pizza? Hmm, pasti memiliki rasa uniknya tersendiri. Dengan rotinya yang empuk nan lembut karena dibuat dari telur dadar plus rasa gurih saus tomat yang dikombinasi dengan ayam cincang, jamur dan aroma oregano yang biasa ditemukan dalam pizza. Berkat tampilan dan rasa yang khas, Martabak Makyung yang berada di Jalan Halat Medan laris manis. Belum setahun  beroperasi, gaung martabak Makyung menjadi bahan perbincangan di tengah penikmat kuliner di kota Medan. Selain promosi dari mulut ke mulut, kesuksesan martabak Makyung diperoleh dari informasi media sosial.

“Perharinya menghabiskan antara 50 hingga 100 butir telur sebagai bahan pokok membuat martabak,”ungkap Abdul Razak (32), pemilik Martabak Makyung kepada Gosumut beberapa waktu lalu.

 Ada 6 jenis martabak yang disediakan di Cafe &Coffee  Martabak Maknyung, yaitu martabak Mesir, Martabak telur, Martabak Mushrom, Martabak Nori, Martabak Lava, dan martabak Panggang. Disetiap jenis martabak memiliki sausnya yang berbeda yang membuat  martabak satu dengan lainnya memiliki rasa yang berbeda pula.

Martabak telur dan martabak mesir yang merupakan martabak orijinalnya Makyung tetap disediakan.  “Saya menyiapkan kari kambing juga karena tetap saja ada segmen pasar yang memesan martabak orijinal,”ucap pria keturunan India ini.

Meskipun ada sedikit kesamaan Martabak Makyung dengan Pizza, tapi sebenarnya cita rasa yang dihadirkan sangat berseberangan. Karena basiknya tetaplah martabak yang dibuat dari roti yang disiram telur yang diberi sayuran seperti daun bawang pree, seledri dan kentang, selanjutnya dimasak di pan besi.
“Menikmati martabak pizza tidak bakal ditemukan pinggiran roti yang keras, karena ia tetaplah telur dadar yang disiram saus,”papar Abdul Razak

Basic semua jenis martabak dibuat sama. Yang membedakan adalah siraman saus di atasnya, sesuai permintaan. Misalnya martabak  Nori. Di atas martabak disiram saus yang bahannya diracik dari saus tomat, saus cabai, daging ayam cincang dan diberi rumput laut di atasnya. Saus disiram di atas martabak yang sebelumnya dialaskan piring.

Bagi penikmat pedas dan saus yang berlimpah, bisa mencoba martabak lava yang menawarkan citarasa yang hot. Di atas martabak Lava ditaburi keju parut yang hadir bak penetralisir rasa.

Sementara bagi penikmat martabak gurih dan kurang menyukai bumbu asam manis, bisa memilih martabak mushrom. Martabak ini dirancang dengan citarasa feminim dengan warna khas cokelat karena dibuat campuran krem dan lada hitam. Di dalamnya disertai daging ayam cincang, jagung, jamur, sosis yang dipotong kecil serta pabrika yang dipotong dadu.

Diantara martabak modifikasi yang disuguhi, martabak panggang menjadi produk dengan penjualan tertinggi. “Ini memang olahan yang istimewa,”ucapnya. Selama ini belum pernah ada yang namanya martabak panggang.

Ia adalah martabak yang diatasnya disiram saus, ditambahi keju mozarela, selanjutnya di panggang di oven. “Kita panggang agar kejunya meleleh,”terang Abdul Razak. Rasa khas saus tomat membaur dengan mozarela membuat citarasa martabak ini menjadi luar biasa.