Medan- Selayaknya para mahasiswa tidak perlu menungggu sarjana untuk memiliki penghasilan sendiri. Sambil menimba ilmu di perguruan Tinggi mereka bisa langsung mempraktekkan ilmu yang dimilikinya di dunia kerja. Hasilnya sungguh mengembirakan. Mahasiswa mampu memanfaatkan  usia produktifnya tepat waktu yang kelak usai wisuda kesempatan berkarier dan penghasilan lebih bisa menjanjikan Hal ini dibuktikan Devina (22), lulusan Perguruan Tinggi Cendana yang saat ini mengelola bisnis E-Commerce yang menjual aneka produk kesehatan.

Kepada gosumut Sabtu (4/11/2016) Sarjana Ekonomi jurusan Bisnis Manajemen  tahun 2015 ini  mengisahkan,  sejak semester awal memasuki bangku kuliah, ia sudah bekerja dan mampu membiayai 100% uang kuliah dari gaji yang diperolehnya.

“Saya bekerja sebagai admin di sebuah toko,” kenangnya. Saat itu usia Devina masih 17 tahun. “Saya termotivasi bekerja karena ingin membantu orang tua. Masa saya harus dibiayai terus, padahal saya sudah bisa kerja. Cukuplah mereka kita repotkan sejak kita kecil,” ucap Devina sambil tersenyum. Selain itu, lanjutnya, ia merasa agak aneh jika harus menunggu tamat kuliah baru bisa kerja.

“Di kelas tiap hari kita dijejeli dosen  dengan perkataan:100% kamu bisa membiayai kuliah tanpa harus membebani orang tua. Mental kita digodok habis. Ya sudah pasti yang dibangun adalah sebuah kesadaran, pola pikir dan motivasi untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik,”kenangnya.

Karena kuliahnya sore hari, pagi hari dimanfaatkan Davina untuk bekerja. “Saya diterima sebagai tenaga administrasi di sebuah toko,”kisahnya. Memiliki penghasilan sendiri, baik itu dengan cara berbisnis ataupun menjadi karyawan  sudah menjadi keharusan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Cendana.

Devina merasakan perubahan karakter dan pola pikir sejak memasuki bangku kuliah. “Semua orang ingin dihargai dan diperhatikan. Senyum dan sikap yang ramah membuka jalan rezeki. Saya melakukan resep ini ketika berhadapan dengan pelanggan dan pemilik usaha. Hasilnya pelanggan senang belanja di tempat kami.”imbuhnya.

Penjualan bagus, sudah pasti membuat pemilik usaha senang. “Sudah pasti lelah saya dihargai lebih,”jelas gadis cantik ini.

Padahal sebelumnya Devina adalah seorang yang introvert yang cendrung malas berbicara dan pemalu.”Di kelas sistem pengajarannya dua arah. Lebih interaktif. Kita disuruh menjabarkan dan mengemukakan pendapat kita di depan kelas. Lama lama terbiasa dan saya jadinya senang berbicara dan mengemukakan pendapat,”ujarnya.

Perubahan prilaku turut memberi pengaruh pada  pola pikir. Devina mulai belajar menjadi marketing. Dua tahun kemudian ia meninggalkan  tempat kerjanya dan mulai bekerja sendiri sebagai pebisnis. “Saya menemukan passion saya sebagai seorang pebisnis. Berdagang ini lebih menyenangkan karena penghasilan yang tidak terbatas,”jelasnya.

Devina memilih bisnis e-commerce yang pengelolaannya lebih gampang ,tidak butuh modal dan bisa dilakukan dimanapun. Kini penghasilan Devina sudah diatas Rp 10 juta perbulan. Itu merupakan penghasilan yang cukup memuaskan untuk seseorang yang masih single. Baru baru ini Devina menghadiahi ibunya keliling asia dengan menumpang kapal pesiar Royal Caribbean