Ahmad  Zubeir Rangkuti biasa disapa Zubeir ini berasal dari Mandailing Natal. Ia  bukan berasal dari orang berada. Kehidupannya di Medan sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU ini terbilang sulit karena harus membiayai kehidupannya di Medan mulai dari tempat tinggal hingga cara bertahan hidup di Medan.

Mahasiswa stambuk 2013 tembusan SNMPTN dan penerima beasiswa Bidik Misi ini tidak bisa terus mengandalkan uang beasiswanya untuk kehidupannya karena tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya apalagi tugas kuliah. Anak dari 8 bersaudara ini tergolong beruntung ketika bisa melanjutkan kuliah di Medan mengingat orangtuanya berprofesi sebagai petani karet yang hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mahasiswa semester 5 jurusan Akuntansi ini tidak mau kalah dengan kondisi yang membelitnya. Dia percaya bahwa Allah akan selalu menolongnya ketika masalah datang menghampirinya, tidak jarang di sepertiga malam dia berdoa sangat lama dengan menangis dan memasrahkan diri dihadapan Tuhan. Dia percaya bahwa sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan dan kalimat sakti yang selalu ditanam dalam benaknya yaitu Man Shabara Zhafira yang artinya siapa yang bersabar akan beruntung, dia meyakini hal itu dan hal itulah yang sekarang terjadi kepada dirinya.

Likuan Yang Menguatkan

Allah memberinya bantuan dari jalan yang tidak disangka-sangka, ketika keberangkatannya ditunda karena orangtuanya tidak mampu membiayai ongkosnya untuk ke Medan, ia bertemu dengan gurunya dan mendapatkan bantuan dana dari gurunya. Ketika dia tidak memiliki tempat tinggal di Medan, dia diizinkan oleh seniornya untuk tinggal sementara di kostannya.

Namun hal ini tidak bertahan lama ketika dia harus mencari jalan keluar lagi ketika kostannya harus direnovasi dan mereka harus mencari tempat tinggal masing-masing. Uang yang dimilikinya tidak cukup untuk menyewa kost lagi, akhirnya Zubeir diberi pertolongan dengan menjadi nazir di Mesjid dan bisa tinggal di samping mesjid. Kepindahannya dari tempat kostannya yang dulu dan menjadi nazir di mesjid menjadikannya lebih dekat dengan Allah SWT.

Dibuktikan Dengan Prestasi

Himpitan ekonomi membuatnya maju menjadi pribadi yang lebih dewasa dan kedekatannya dengan Allah menjadikannya kuat dalam menjalani kehidupan.Kemampuannya dalam mencari ekonomi dan berprestasi baik akademik maupun non akademik bisa ia buktikan dengan berbagai prestasi yang pernah ia raih seperti juara 2 English Debat tingkat provinsi Sumatera Utara tahun 2012, juara 2 MTQ cabang Hifzhil Quran 5 Juz tahun 2104, Juara 5 try out Ekonomi Syariah, ketua proyek salah satu penyusun, salah satu penulis dan editor buku kisah inspirasi Gamadiksi USU dengan judul “Langkah Tak Beraturan” dan masih banyak hal lainnya.

Bantu pendidikan Adik

Anak ke 8 dari 10 bersaudara ini juga berusaha untuk membuat adik-adiknya untuk bisa melanjutkan pendidikan sama seperti dirinya, Zubeir berusaha untuk menyekolahkan adiknya karena ia tidak mau adiknya bernasib sama dengan saudara-saudaranya yang lain. Hal ini karena hanya ada 2 orang yang beruntung untuk bisa menuntut ilmu sampai perguruan tinggi di keluarganya. Tak jarang aktivitasnya yang berlebihan disamping kegiatan kuliah dan bekerja, tubuhnya sempat drop karena tidak kuat menahan aktivitasnya yang padat.

Walaupun begitu ia tetap berjuang untuk bisa menyekolahkan adiknya hingga perguruan tinggi, lika-liku kehidupannya ketika baru pertama menjadi mahasiswa di Medan cukup hanya dia saja yang merasakan. Ia ingin adiknya bisa berkuliah dengan tenang tanpa mengkhawatirkan dana untuk kebutuhan hidupnya. Hal ini terbukti dengan masuknya sang adik di jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di USU dan adiknya yang paling kecil yang kini bersekolah di SMK Teknik.

Zubeir membuktikan bahwa dengan berusaha dan berdoa tidak ada yang mustahil. Cita- citanya yang hampir kandas di tengah jalan karena faktor finansial bisa diatasi dengan percaya diri bahwa ia bisa tetap menjalankan mimpinya. Inspirasinya hanya Allah SWT, Sang maha kaya dan pemberi rezeki yang selalu menolong dan memberinya jalan keluar dalam menghadapi masalah. Caranya melihat masalah dalam sudut pandang positif membuatnya memiliki kekayaan intelektual dan kedewasaan berfikir dalam menghadapi masalah, dia percaya bahwa Allah sesuai dengan prasangka hambanNya, jika prasangkanya baik dengan kondisi yang Allah berikan maka hal itu akan berdampak baik pada keadaan yang dihadapinya.