ARAGON - Valentino Rossi harus puas hanya finis ketiga di Grand Prix Aragón, Minggu 25 September malam kemarin. Tapi pembalap gaek Movistar Yamaha itu setidaknya pantas diacungi jempol soal keputusannya yang tepat di lap terakhir. Rossi layak dipuji karena kebesaran hatinya. Dengan tidak ‘ngotot’ bertarung dengan Jorge Lorenzo di belokan ke-11 lap terakhir, dia terhindar dari insiden kecelakaan yang fatal dengan rekan setimnya itu, setelah blunder pengereman.


Saat Marc Márquez sudah dipastikan akan jadi pemenangnya, posisi kedua jadi rebutan antara Rossi dan Lorenzo. Pada satu momen, Lorenzo sukses menyalip Rossi. Namun The Doctor masih membuntuti dengan ketat dan berusaha “menyerang balik”.

Tapi di satu titik, dia merasa upayanya akan menyebabkan kecelakaan setelah merasa terlalu cepat mengerem. Oleh karenanya Rossi memilih memotong jalur Lorenzo di tikungan dan terpaksa laju motornya melebar keluar trek.

“Dia menyalip saya dan merebut posisi di depan, namun saya masih mengekor. Dari belakang, saya terus membuntuti dan saya mash ingin bertarung di lap terakhir. Tapi saya melakukan kesalahan dalam pengereman,” aku Rossi, diwartakan Autosport, Senin (26/9/2016).

“Saya mengerem terlalu dini dan situasinya jadi terlalu berbahaya. Jadi saya putuskan memotong jalur tikungan dan melebar (keluar trek). Jika tidak, kami bisa bersenggolan atau terjadi bencana (kecelakaan),” tutupnya.