Dalam tahun-tahun belakangan ini, ada kegelisahan yang mendalam pada diri saya setiap kali ada yang menyebut Lhokseumawe sebagai kota “petro dolar”. Ungkapan ini ambigu karena orang yang masih menggunakannya seperti tak menerima kenyataan. Mereka hidup di bawah bayang-bayang masa lampau.