PERPUSTAKAAN RSUD dr Pirngadi Medan terus berbenah. Sejumlah inovasi dan strategi dalam peningkatan pelayanan di rumah sakit milik Pemko Medan terus dipacu, seiring dengan terobosan yang tengah digadang-gadangkan sebagai solusi yang nantinya berimplikasi pada meningkatnya pelayanan terhadap pasien.


Kepala Seksi Perpustakaan RSUD dr Pirngadi Medan, Dra Latifah Hanim menerangkan, pihaknya terus menggenjot minat baca para pelayan kesehatan dengan menyediakan berbagai buku disiplin keilmuan. Makanya, dalam peringatan HUT ke 91 RSUD dr Pirngadi Medan, pihaknya optimis bahwa peningkatan pelayanan rumah sakit khususnya terhadap pasien bisa diwujudkan sekaitan dengan inovasi dan strategi yang sudah mereka persiapkan.

“Kita berusaha menyediakan sebuah jurnal yang mencakup semua keilmuan yang dibutuhkan co-ass, PPDS, ataupun perawat. Maka dari itu, kita tengah mengembangkan system IT untuk penyediaan buku dalam segala displin keilmuan,” ungkap Latifah.

Dirinya mencontohkan seperti system IT milik perpustakaan RSUP H Adam Malik. Di mana, manajemen rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI itu telah bekerjasama dengan perusahaan obat. System seperti ini juga terbilang mahal. Makanya, dirinya tengah menjajaki untuk mencari sponsor dalam penyediaan system IT tersebut.

"Saya sudah mendatangi mereka (baca: perusahaan obat) dan mereka bilang tunggulah bu tahun depan akan kita upayakan untuk rumah sakit Pirngadi,” akunya.

Di samping itu, perpustakaan juga menjalin kerjasama dengan berbagai Staf Medis Fungsional (SMF) RSUD dr Pirngadi Medan. Di mana, perpustakaan sering berkoordinasi seperti dengan SMF Bedah, SMF Anak, SMF Penyakit Dalam dan SMF Obgyn agar mengetahui buku bacaan seperti apa yang dibutuhkan mahasiswa yang sedang berpraktik di sini.

"Setelah kita layangkan surat dan mendapatkan jawaban dari masing-masing SMF, barulah kita cari buku-buku yang diminta. Jika anggaran cukup, kita ambil semua buku yang dimintakan. Jika tidak, kita beli buku yang paling urgent saja dulu," bebernya.

"Makanya kita ingin mempermudah mahasiswa dalam mencari referensi dengan ketersediaan yang kita miliki," timpalnya.

Selain dari SMF, pihaknya juga meminta saran kepada mahasiswa yang sedang menjalani praktik lapangan (baca: co-ass/PPDS) dalam kebutuhan buku bacaan.

"Jadi setiap mahasiswa yang datang ke mari, kita minta juga untuk mengisi kuisioner. Dalam kuisinoer itu juga meliputi buku apa saja yang diperlukan. Barulah kemudian kita lengkapi lagi dan ini secara berkesinambungan kita lakukan, sehingga kita tidak tertinggal," imbuhnya.

Untuk meningkatkan pelayanan atau pun kompetensi seorang pegawai, pihaknya juga menyediakan buku-buku yang mencakup soal perilaku seorang pelayan terhadap masyarakat. Misalkan cara bertegur sapa, senyum, ataupun bagaimana seorang pelayan memperlakukan pasiennya.

“Itu semua kita ada. Tahun lalu kita mendapatkan sumbangan dari Perpusnas RI sebanyak 450 judul dengan 1.000 exemplar termasuk buku tata krama seorang perawat atau pun dokter terhadap pasien. Bagaimana cara tenaga medis menyambut pasien, bagaimana seorang pasien bisa senang dengan pelayanan yang diberikan. Dengan begitu bisa mempercepat pasien untuk sembuh. Itu ada kita bukunya. Bahkan kita juga menyediakan novel di perpustakaan kita ini. Jadi ketika dokter punya waktu luang, mungkin dia jenuh di ruangan dan ingin rileks sejenak, bisa membaca novel,” ungkapnya.

Selain tersedianya buku bacaan berbagai buku tentang displin keilmuan, untuk peningkatan pelayanan terhadap pasien, manajemen rumah sakit Pemko Medan ini juga melaksanakan diklat pelayanan prima.

“Saya sudah ikut itu. (Dalam diklat ini diajarkan) bagaimana cara kita dalam melayani orang. Tidak hanya pasien, siapapun dia. Diklat ini semua yang mengikuti khususnya yang melayani, baik itu dokter, perawat, ataupun lainnya,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga menyediakan berbagai buku bacaan mengenai hukum, seperti perundang-undangan ataupun hal lainnya. Ini dilakukan agar setiap pelayan kesehatan bisa memahami setiap aturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketua IDI Medan, dr Wijaya Juwarna Sp THT KL mengapresiasi inovasi dan strategi Perpustakaan RSUD dr Pirngadi Medan dalam peningkatan pelayanan terhadap pasien. Namun, menurut dia, hal ini hanya satu komponen software.

Dia menjelaskan, RS Pirngadi Medan merupakan rumah sakit bersejarah dalam mencetak para dokter di Sumatera Utara jauh sebelum RSUP H.Adam Malik. Letaknya sangat strategis di pusat Kota Medan yang merupakan Ibukota Propinsi Sumut.

“Sangat jelas RSUD dr.Pirngadi Medan merupakan aset penting, bukan hanya Kota Medan tapi juga Sumatera Utara. Makanya aset ini harus dijaga dan dirawat dengan baik baik komponen hardwaresoftware maupun brainware-nya,” harapnya.

SDM yang unggul, sambung Wijaya, baik manajemen maupun fungsional (brainware); sistem pelayanan kesehatan, sistem komunikasi informasi dan edukasi yang update dan mudah dilaksanakan (software); dan bangunan  serta fasilitasnya (hardware) menjadi kunci sukses.

“Potensi SDM mungkin sudah mencukupi, tinggal dipetakan kembali dan ditingkatkan semangatnya, mengingat saat ini walaupun tugas memberikan pelayanan kesehatan merupakan pengabdian, namun aspek kesejahteraan perlu diperhatikan seperti negara tetangga, sehingga kebetahan dan kenyamanan kerja bangkit kembali,” sarannya.

“Rumah boleh berusia tidak muda, namun jika perawatannya bagus dan ada semangat hidup penghuninya ditunjang dengan udara yang segar karena ventilasinya terjaga baik, maka sudah pasti rumah tersebut nyaman bagi penghuni dan tamu yang datang ke rumah tersebut,” timpalnya.

Maka dari itu, Wijaya menerangkan, tinggal meluruskan niat dan ajak kembali unsur pemerintah, dinas kesehatan, fakultas kedokteran, organisasi profesi sektor kesehatan, dan tentunya masyarakat Kota Medan untuk menyegarkan ‘rumah’ bersama tersebut.

“Dirgahayu RSUD dr. Pirngadi Medan...Ayo bangkit kembali menjadi permata Kota Medan di bidang kesehatan,” ajaknya menyemangati.

Sementara itu, Direktur RSUD dr. Pirngadi Medan, dr Suryadi Panjaitan mengungkapkan, dirinya sangat berkepentingan dengan semakin majunya perpustakaan rumah sakit dalam merangsang minat baca seluruh staf, khususnya tenaga medis dan paramedis.

“Sehingga nantinya akan berbanding lurus dengan peningkatan pelayanan yang manfaatnya akan terasa di tengah-tengah masyarakat. Kita tahu bahwarumah sakit Pirngadi adalah salah satu ikon Kota Medan. Untuk itu kita harus tingkatkan terus pelayanan melalui salah satu sarana yang tersedia yaitu Perpustakaan RSUD dr. Pirngadi Medan,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya mengajak seluruh tenaga medis atau segenap unsur pelayanan di rumah sakit agar memanfaatkan seluas-luasnya keberadaan perpustakaan. Dengan harapan, rumah sakit yang baru saja mendapatkan akreditasi A pendidikan itu bisa dirasakan manfaatnya di tengah-tengah masyarakat dan kembali menjadi permata di Kota Medan. Semoga... 

Penulis adalah wartawan di media online www.gosumut.com