Oleh : Khairi Wahyuni

Rangga Satria Pamungkas, atau yang biasa di sapa Rangga saat ini berhasil menjadi perwakilan Sumatera Utara dalam kompetisi Mister Teen Indonesia tahun 2018 yang dinobatkan pada bulan Maret tahun 2018 lalu di PIA hotel Pandan. Kompetisi ini diikuti oleh Sembilan finalis yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Sumatera Utara. Rangga berhasil mengalahkan delapan kontestan lainnya karena mampu mengaplikasikan 3B (Brain, Beauty and Behavior) yang menjadi standar penilaian menjadi seorang pemenang dalam dirinya dan juga mampu memberikan dampak positif kepada remaja seusianya. 

Bagi Rangga, kompetisi tak bertujuan untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah yang terbaik. Namun, menurutnya kompetisi merupakan tolak ukur untuk dapat menilai dirinya sendiri. Sudah sejauh mana pembelajaran yang ia lakukan, pencapaiannya, dan apakah ia sudah sampai pada titik maksimal atau belum.

Statusnya sebagai Santri tak menghalanginya untuk mengejar cita-citanya. Menjadi seorang manager yang merupakan cita-citanya sejak kecil. Selain itu ia juga ingin mengaplikasikan  Ilmu Manajemen yang didapatnya dari bangku perkuliahan di jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara (USU) Tahun 2017. “Manager itu cita-cita Rangga dari kecil, makanya sekarang mau merealisasikannya dengan kuliah di jurusan manajemen USU,” tegasnya. Hal ini disampaikannya saat ditemui di lapangan Fisip USU, senin siang lalu (29/05).

Rangga katakan cita-cita ini didukung penuh oleh orang tuanya. Dukungan itu ditunjukkan dengan mengizinkan rangga untuk mengikuti berbagai organisasi yang ada di sekolah dan kampus sebagai bentuk pelatihan kepemimpinan untuk menjadi seorang manager. “Namun dengan catatan harus tetap jaga kesehatan dan juga ibadah,” tuturnya. Sehingga ia semakin semangat untuk mewujudkan cita-cita tersebut dengan mengikuti berbagai organisasi.

Adapun organisasi yang diikutinya adalah BP2M Mesjid FEB USU,Pramuka, Nasyid, Lembaga Rumah Santri Indonesia dan Dewan Kerja Koordinator Raudhatul hasanah. Organisasi ini dipilihnya karena berkaitan dengan kepemimpinan dan juga berlandaskan syariat islam. “Karena Rangga adalah santri, makanya rangga pilih organisasi yang berlandaskan syariat islam,” tegasnya. 

Ia tambahkan selama mengikuti organisasi tersebut, Rangga sempat beberapa kali dipercaya menjadi ketua. Seperti ketua barisan LKBB, Ketua Regu Pramuka dan juga ketua IKRH (Ikatan Alumni raudhatul Hasanah) USU 2017. Namun ketika ditanya mengapa ia dipilih, rangga menjawab tidak tahu karena semua tergantung dengan yang memberi amanah.

Dari pengalamannya tersebut membuat Rangga semakin percaya diri menjadi seorang manager kelak. Karena baginya manager harus memiliki pengalaman dalam memimpin sebuah organisasi agar mampu memimpin perusahaan dengan baik. “Pengalaman itu penting, biar saat jadi manager nanti enggak canggung lagi bang hehehe,” serunya sambil tertawa.

Tidak itu saja, rangga juga tambahkan bahwa seorang manager harus memiliki empat konsep manajemen dalam dirinya. Pertama  Planning yaitu manager harus mampu membuat strategi untuk mencapai sebuah target. Kedua  Organizing yaitu manager harus mampu mengatur bawahannya. Selanjutnya yang ketiga adalah Actuating yaitu manager harus mampu menggerakkan karyawannya untuk mencapai suatu target. Keempat, Cotrolling  yaitu manager harus mampu mengendalikan dan mengontrol bawahannya untuk mengerjakan sebuah pekerjaan dengan penuh amanah. Semua konsep itu harus diwujudkan dengan belajar yang sungguh-sungguh dan aktif di kegiatan organisasi untuk mengasah kemampuan yang ada didalam dirinya tersebut. 

Terakhir rangga katakan untuk mencapai cita-cita tersebut harus dengan doa dan restu dari orang tua, karena hal tersebut otomatis akan menjadi kekuatan diri kita untuk mencapai cia-cita tersebut dan juga terus tawakal kepada Allah SWT.

Lili Aswitha, ibu kandung Rangga mengatakan bahwa sangat mendukung cita-cita dan kegiatan rangga yang berkaitan dengan kepemimpinan, karena baginya kodrat seorang laki-laki adalah sebagai pemimpin. Selain itu ia berharap agar Rangga mampu mengaplikasikannya di lingkungan keluarga. “Karena Rangga anak paling besar, makanya dibutuhkan jiwa seorang pemimpin untuk menjadi sosok abang panutan diantara ketiga adiknya,” tegasnya.

Tidak hanya itu saja, ia juga berpesan kepada Rangga untuk selalu menjadi pemimpin yang amanah dan bijaksana dimanapun berada. Agar menjadi sebuah pahala yang akan dibawa ke surga kelak. ***