DI era teknologi saat ini dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang unggul agar bisa bertahan menghadapi tantangan. Pendidikan juga harus dapat mengatasi krisis nilai yang saat ini tengah berlangsung. Nilai disini termasuk di dalamnya seperti kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian dan kesesuaian, setia, hormat, cinta kasih, sayang, peka, ramah dan lainnya.

Dunia pendidikan saat ini masih memiliki kendala dalam proses pembelajaran sebab cenderung kognitif saja. Kenyataannya gejala yang sering dijumpai di lapangan masih banyak guru-guru yang melaksanakan pembelajaran secara monolitik, kurang memberi variasi yang menantang. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan cenderung konvensional, para siswa belum tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global. Permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan remaja cenderung makin lama semakin kompleks, seperti kemisikinan, kejahatan, konflik dan lingkungan hidup.

Pendidikan yang dilakukan melalui mendidik dan membekali peserta didik dengan seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, moral dan keterampilan bertujuan untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik, penuh tantangan dan semangat dalam mempelajarinya. Melalui kreativitas yang dilakukan guru dapat menanggulangi siswa yang pasif menjadi kreatif dan menyiapkan siswa yang berkualitas sehingga pendidikan dapat melakukan perubahan-perubahan yang mengarah kepada tuntunan globalisasi.

Sekolah yang kreatif harus memiliki inovasi yang dapat menjadi bingkai kekeluargaan bagi orang tua anak-anak yang bersekolah yang diwujudkan melalui ruang tunggu, ruang media sosial, ruang kegiatan siswa, ruang kegiatan formal, ruang sosial. Maka dalam hal ini untuk menjadi guru yang kreatif tidak harus menggunakan finansial yang banyak, guru kreatif dapat menggunakan maupun mengolah bahan yang ada di kelas maupun di rumah. Sehingga memudahkan guru dalam pembelajaran. Sebagai pendidik maka guru perlu mengajak siswa ke dunia nyata sebab siswa membutuhkan pengalaman belajar yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga siswa menjadi sosok yang dapat memahami cara menyelesaikan masalah kehidupan.

Guru yang berhasil memberikan materi dan mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswanya tidak sebatas memberi informasi, akan tetapi merupakan cikal bakal mereka untuk mengembangkan diri, dan menindaklanjuti apa-apa yang telah mereka perdapat dari informasi awal di dalam kelas. Ide kurikulum juga menjadi komponen terpenting dalam proses pengembangan kurikulum yang ada di sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran menyesuaikan diri dengan sifat-sifat dan kecenderungan manusia sebagai individu dan sosial, mampu melahirkan manusia yang kompetitif dan sekaligus memiliki integritas dan moralitas yang tinggi. Hal ini disebabkan memiliki guru kreatif dan memiliki prinsip dari kesatuan pendidikan jasmani-ruhani, mengasah kecerdasan intelektual, emosional dan spritual dan memerlukan standar kompetensi guru sebagai landasan yang harus diterapkan di sekolah menjadi agar sekolah mengalami kemajuan. Karakteristik untuk mencapai sekolah berbasis kreatif di era teknologi yaitu :

a. Guru Kreatif

Beberapa prinsip menjadi pedoman guru dalam penggunaan metode mengajar di sekolah yang berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan peserta didik diantaranya sebagai berikut:

1. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik lebih jauh terhadap materi pelajaran (curiosity)

2. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni

3. Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik belajar melalui pemecahan masalah.

4. Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu (sikap skeptis)

5. Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk melakukan penemuan (berinkuiri) terhadap sesuatu topic permasalahan

6. Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik mampu menyimak

7. Metode mengajar harus memungkinkan belajar secara mandiri

8. Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning)

9. Metode mengajar harus memungkinkan peserta didik untuk lebih termotivasi dalam belajarnya sehingga siswa semangat dalam belajar.

Maka dari berbagai metode yang ada di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: (1) mengajar secara kreatif (2) Mengajar untuk kreativitas. Mengajar kreatif menggunakan pendekatan yang imajinatif sehingga kegiatan pembelajaran semakin menraik, membangkitkan gairah, dan efektif, sedangkan mengajar untuk kreativitas berkaitan dengan penggunaan bentuk-bentuk pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan para peserta didik untuk memiliki kemampuan berpikir dan berperilaku kreatif.

b. Tempat yang Menyenangkan

1. Kelas Alam Natural

Misalnya di taman, kebun, halaman sekolah, tempat wisata dan lainnya.

2. Kelas Alam Sosial –Kultural (Masyarakat)

Beberapa ruang kelas masyarakat ini antara lain: (1) ruang pasar, dimana kehiatan interaksi sosial ini diikat oleh ikatan jual beli; (2) ruang kelas praktik , dimana kegiatan interaksi sosial diikat oleh kegiatan produksi; (3) ruang kelas musyawarah, dimana kegiatan interaksi sosial diikat oleh pembahasan masalah untuk mufakat; (4) ruang kelas kerja bakti, dimana interaksi sosial diikat oleh kesamaan membangun lingkungan. Di ruang kelas masyarakat ini anak-anak bisa bergabung dalam melakukan observasi , kegiatan interaksi, dan memahami pola kegiatannya. Dari sinilah terbentuk ruang sosial sebagai tempat untuk belajar anak-anak. Misalnya pada tempat pusat kegiatan masyarakat di puskesmas, pemerintahan desa, pasar dan lainnya.

3. Kelas Alam Artifisial

Kelas alam artifisial adalah kelas alam buatan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya koordinasi. Misalnya penjelasan pembelajaran dan presentasi, kelas ruangan harus dikelola sedemikian rupa menjadi kelas yang nyaman dan enak dipandang.

c. Pembelajaran yang menyenangkan

Pertama, pembelajaran akan menjadi menyenangkan apabila guru mampu mendesain lingkungan yang tepat sehingga menjadi kegiatan utama dalam pembelajaran. Kedua, mampu menciptakan kondisi lingkungan yang mampu meningkatkan motivasi anak-anak untuk belajar. Ketiga lingkungan yang menjadi daya tarik melalui belajar dan bermain. Keempat dengan kegiatan bermain proses pembentukan kreativitas terjadi karena anak menemukan hal baru dan meniru serta menambah-nambahi permaian sehingga terjadi permainan yang baru.

d. Anak yang kreatif

Anak kreatif adalah anak-anak pencipta. Anak-anak yang selalu berjibaku dengan ide gagasan sebagai bahan yang harus diwujudkan melalui karya. Sehingga proses kreatif akan terjadi apabila anak melakukan tiga kinerja utama yaitu (1) memberdayakan kemampuan kognisinya dalam memahami konsep laporan sehingga mampu mencari data (2) anak mampu melakukan proses kinerja menyusun maupun menyampaikan hasil laporan di depan guru dan anak-anaknya (3) terbentuk karakter menjadi memiliki cita-cita tinggi (4) Hasil dari proses ini akan terbentuk dalam karya cipta yang berupa laporan dan mampu mempresentasekan kinerja kreatif dalam mengatasi persoalan kegiatan belajar di sekolah. Pengembangan kreativitas siswa pun lebih meningkat karena guru mampu menciptakan pola kegiatan belajar yang kreatif dan variatif, baik dilihat dari metode, sumber belajar, maupun media belajar yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

e. Memiliki Interaktif antara Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat

Pentingnya hubungan interaktif antara sekolah kreatif dengan orang tua didasari hal berikut (1) orang tua menyekolahkan anak-anaknya memiliki tujuan sehingga orang tua pasti mau memberikan masukan atas perkembangan anaknya selama di sekolah (2) melalui adanya kegiatan sosialisasi ini akan mampu menimbulkan kesan yang penting untuk perkembangan sekolah.

Hal-hal yang dilakukan agar peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan kreativitas belajarnya yaitu:

1. Dikembangkan rasa percaya diri pada peseta didik dan mengurangi rasa takut

2. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah

3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya

4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter

5. Melibatkan secara aktif dan kreatif proses pembelajaran secara keseluruhan.

Sebagai pendidik maka guru mengajak siswa ke dunia nyata sebab siswa membutuhkan pengalaman belajar yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga siswa menjadi sosok yang dapat memahami cara menyelesaikan masalah kehidupan. Maka mulailah untuk menjadi pendidik atau guru maupun dosen yang kreatif agar dapat menghadapi tantangan teknologi yang saat ini telah banyak menggantikan tenaga manusia dengan adanya sistem online yang menggunakan jasa robot atau mesin.

Fenomena yang dapat kita rasakan saat ini dampak skills di era teknologi sangat memiliki perubahan yang signifikan. Manusia hampir tidak dibutuhkan lagi karena digantikan oleh teknologi, petugas atau karyawan yang biasanya bekerja hampir tidak terlihat lagi di sebuat perusahaan, kantor maupun univeritas karena perannya telah digantikan oleh sistem teknologi yang modern sehingga semakin memudahkan kita untuk meminta bantuan teknologi tanpa skills karyawan atau petugas lagi, dengan ini guru dituntut untuk memberikan motivasi pada siswa agar dapat menggeluti bakat sebanyak banyaknya sehingga sekolah kreatif mampu menciptakan siswa yang memiliki skills dan tetap dibutuhkan oleh manusia karena skills pada siswa tersebut mampu bersaing dengan teknologi dan tidak dapat digantikan oleh teknologi.***

Dr Zahriyah Simargolang, MA adalah dosen di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau dan Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan ZUMAR Success Skills and Training Center.