SEJAK resmi menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), pada Kamis 14 Juli 2016 tahun lalu, Jenderal Pol Tito Karnavian menetapkan 10 program prioritas yang akan diwujudkan dalam memimpin Korps Bhayangkara. Program prioritas sesuai dengan visi misi serta komitmen dimaksud pernah disampaikan Tito saat menjalani uji kelayakan di DPR RI yang antara lain meliputi reformasi kultural dan beberapa hal prioritas, yakni berkaitan dengan pelayanan publik yang lebih baik, kepolisian yang dinamis, pengelolaan apa (sesuatu) yang menjadi persepsi publik di media dan masalah yang terungkap di media sosial.

Orang nomor satu di polri ini mengusung visi misi tersebut demi terwujudnya polri yang semakin profesional, modern, dan terpercaya (Promoter)

Selain itu, hal ini dilakukan guna menunjukan perubahan paradigma atau stigma negatif dari masyarakat terhadap institusi polri. Kendati hal itu tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, institusi yang akan memasuki usia k-71 pada tanggal 1 Juli 2017 ini dengan maksimal berupaya mewujudkannya.

Seperti Kepolisian Daerah lainnya, Polda-Sumut yang merupakan polda type A ini perlahan mulai melaksanakan program promoter dimaksud pada 27 polres di jajarannya. Hal itu ditandai dengan pelaunching-an aplikasi 'Polisi Kita' Polda Sumut yang langsung dilaunching oleh Kapolri Jendral Tito Karnavian pada Minggu 5 Pebruari 2017 lalu di Lapangan Merdeka Medan.

Peluncuran aplikasi ini sesuai dengan poin ke dua dalam 10 program prioritas kapolri yakni peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis teknologi informasi. Di mana aplikasi berbasis tekhnologi yang mudah diakses tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebab, lewat aplikasi ini, masyarakat mendapatkan pelayanan di kepolisian antara lain pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Keterangan Catatan Kepolsian (SKCK) dan berbagai layanan dengan lebih mudah, transparan dan akuntabel.

Tidak hanya pengurusan dokumen tersebut di atas, melalui aplikasi ini, warga masyarakat juga dapat melaporkan situasi kemacetan lalulintas, keamanan, bahkan peredaran narkotika dan lainnya.

Sebagai contoh, sedikitnya ada tiga pengedar narkotika di jajaran Kepolisian Resor Kota Besar Medan ditangkap oleh petugas yang menerima laporan dari masyarakat lewat aplikasi 'Polisi Kita' ini.

Pertama, laporan masuk ke aplikasi 'Polisi Kita' Polsek Medan Sunggal, Polrestabes Medan. Polsek pimpinan Kompol Daniel Marunduri S.IK itu mengamankan satu tersangka pengedar narkoba pada 3 Maret 2017 lalu berkat laporan yang masuk ke aplikasi itu. Kemudian, Polsek Medan Helvetia. Polsek yang kala itu dipimpin Kompol Hendra Eko Triyulianto menerima dua laporan terkait pengedar narkotika dan keduanya berhasil diringkus oleh petugas yang menindaklanjuti laporan masyarakat di aplikasi tersebut.

Hal ini menandakan polri sebagai pengayom dan pelindung masyarakat semakin profesional, modern, terpercaya dalam menjalankan tugas mulianya.

Selain itu, dalam rangka implementasi kebijakan program Promoter yang dicanangkan Kapolri, Jendral Tito Karnavian, jajaran Kepolisian Resor Kota Besar Medan dalam hal ini Polsek Medan Sunggal juga menggelar buka puasa di rumah warga yang kurang mampu di wilayah hukumnya.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Kamis 8 Juni 2017 di kediaman Suhartono, Dusun IV Desa Lalang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang.

Tidak hanya itu, di hari yang sama, polsek yang dipimpin alumnus Akpol 2004 itu juga menggelar buka puasa bersama belasan tahanan di Mapolsek tersebut.

Demikian juga halnya pada operasi simpatik toba 2017 lalu. Personel unit Lalulintas Polsek Sunggal melakukan inovasi kreatif. Mereka melakukan penimbunan jalan berlubang di Jalan Medan-Binjai yang kerap menjadi biang kemacetan arus lalulintas di lokasi tersebut guna terciptanya Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalulintas. Apa yang dilakukan polsek Sunggal tersebut merupakan indikator ke arah perubahan yang lebih baik sesuai promoter tersebut.

Kendati demikian adanya, bekerja itu tidak perlu dipuji, apalagi pamrih. Biarlah mengalir seperti air, lambat laun mereka yang memberikan stigma akan berubah sedikit demi sedikit.

Seribu kebaikan yang dikerjakan belum tentu bisa mengembalikan rasa kepercayaan masyarakat. Bahkan seribu kebaikan yang dilakukan polisi belum tentu cukup, apalagi bisa diterima. Namun satu kejelekan saja yang dilakukan oleh oknum akan menghapus seribu kebaikan tersebut.

Sudah saatnya kita menjadi promoter pada diri masing-masing. Dengan hasil yang baik tentunya akan memberi manfaat kepada masyarakat bangsa dan negara.

Untuk para bhayangkara, teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang baik. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa dihargai.

Tidak usah repot mau menjelaskan tentang diri mu kepada siapa pun. Karena yang menyukai mu tidak butuh itu, dan yang membenci mu tidak percaya itu.

Tugas bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik. Selamat ulang tahun ke-71 Bhayangkaraku. Semoga bisa menjadi promoter. Kami mendukungmu.