Alkisah ada seorang tuna netra berjalan di malam hari. Tangan kirinya memegang tongkat, sementara tangan kanannya memegang lampu. Orang disekitarnya menatapnya heran. Mengapa pria buta ini membawa lampu, sementara matanya tidak bisa melihat!

Begitu orang orang disekitarnya berpikir tentang dia. Dalam rasa heran dan penasaran, seseorang bertanya.”Mengapa Anda berjalan membawa lampu?” Orang buta menjawab. “Sebagai penerang.”

Dengan tersenyum ramai ia berujar: Meski saya tidak bisa melihat, tapi orang lain bisa melihat.Selain membuat jalan menjadi lebih terang, hal ini juga menghindari orang untuk menabrak saya,”ungkapnya.

Pernah kah Anda berpikir, ternyata disaat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, sebenarnya kita sedang melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Yang ternyata tindakan kita justru menyelamatkan diri, keluarga bahkan tetangga kita. Disaat Anda memindahkan duri dan paku dijalan, sebuah tindakan kecil itu sudah menyelamatkan banyak orang dari bencana dan masalah.

 Ini adalah sebuah rahasia kehidupan untuk kehidupan yang berkah dan bahagia. Saat kita menolong orang lain, pada saat yang sama sebenarnya kita sedang menolong diri sendiri. Ini adalah rahasia kehidupan yang tersembunyi bagi banyak orang. Bukan karena mereka tidak melihat kebenaran, tapi karena mereka tidak mempercayainya.

Karena itu banyak orang lebih bahagia menerima dari pada memberi. Lebih suka ditolong dari pada menolong. Hidup hanya terpusat pada diri sendiri. Percayalah, apa yang kita lakukan kepada orang lain suatu saat akan kembali ke diri kita sendiri.