Oleh: Fazar Fahrozi

pemimpin adalah seorang penguasa yang memiliki nilai yang lebih dan tinggi derajatnya dari yang lain.Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memimpin dan bisa dipimpin oleh anggotanya”.

            Aceh bukanlah provisi yang tergolong baru. Namun ternyata umur tua bukan suatu jaminan untuk suatu kemajuan. Kenyataan Aceh  saat ini, banyak masyarakat Aceh yang merasa tidak puas dan mengeluhkan terhadap pelayanan pemerintah saat ini. Ketertinggalan ini sering menjadi bahan diskusi dari berbagai kalangan.

Penulis menangkap satu pesan bahwa rakyat Aceh sangat merindukan seorang pemimpin yang membawa kebaikan dan perubahan terhadap keadaan Aceh ke depanya secara keseluruhan. Tidak sedikit masyarakat Aceh yang memberikan perbandingan apa yang telah dicapai oleh provinsi – provinsi lain di Indonesia saat ini. Mereka ternyata lebih pesat perkembanganya daripada Provinsi Aceh. Tidak salah jika rakyat kecil mengeluhkan tentang lambatnya pembangunan di Aceh.

Penulis melihat kepemimpinan Aceh selama ini, tidak bisa keluar dari kebiasan-kebiasan lama yang telah turun - temurun dan tidak memihak terhadap rakyat kecil. Pola pikir mereka masih seperti ungkapan lama yaitu; seperti katak  dalam tempurung. Pemimpin yang ada selama ini hanya mengulang dan mengulangi program dan kebijakan itu-itu saja. Tanpa adanya inovasi atau perubahan dalam berbagai hal. Padahal ini semua untuk Aceh yang lebih maju, dibutuhkan pemimpin yang bisa berpikir di luar tempurung dan tidak terperangkap dalam ‘kotak’ yang bercakrawala sempit.

Pemimpin Aceh masa depan harus mempunyai Visi dan Misi

Pemimpin Aceh masa depan harus memiliki visi dan misi yang jelas dalam menentukan arah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Selain harus memiliki visi dan misi, pemimpin Aceh nantinya harus memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Karena pengetahuan seorang pemimpin berhubungan dengan visi yang inspirasional, komunikasi yang baik, serta bakat yang komprehensif.

 Masyarakat Aceh sangat tergantung pada sosok yang memimpinnya. Makanya hanya beberapa orang saja yang memiliki talenta kepemimpinan yang ideal. Karenanya, kepemimpinan di Aceh di masa akan datang hendaknya memilki kepekaan dan keahlian dalam mengetahui nilai masyarakat. Kemudian mampui mengakomodir kepentingan pembangunan masyarakat Aceh yang beragam atau memiliki pluralitas. Yang tidak kalah pentingnya adalah, memajukan dan meningkatkan pendidikan sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia.

Memilih pemimpin yang berkualitas

Untuk membangun Aceh kita perlu memiliki pemimpin-pemimpin yang berkualitas dan cerdas, maka dari itu rakyat Acehlah yang menentukan siapa yang berkualitas dan layak menjadi pemimpin Aceh ke depannya. Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang dipilih oleh orang- orang yang cerdas. Tapi apalah arti kandidat yang cerdas jika pendidikan poltik masyarakat masih di bawah rata-rata. Dimana banyak masyarakat yang tidak mengerti tentang politik, bahkan banyak masyarakat yang tidak ingin tahu menahu soal politik, padahal itu menyangkut kondisi pembangunan di Aceh.

 Sudah saatnya rakyat Aceh harus cerdas, bukan memilih bedasarkan pemberian finansial yang marak dilakukan kandidat-kandidat, melainkan memilih karena kandidat tersebut memang layak untuk dipilih dan bisa membawa kemajuan untuk Aceh dan juga  perubahan untuk Aceh ke depan.

Sudah saatnya masyarakat Aceh untuk tidak tergiur dan tertipu dengan rayuan-rayuan materi (uang) yang banyak, apalagi memilih hanya karena diintimidasi, sudah saatnya rakyat bersatu melawan kekerasan dan penindasan, kalau bukan saat ini kapan lagi.

Kesejahteraan rakyat Aceh ada ditangan rakyat Aceh sendiri, rakyat Acehlah yang menentukan Aceh ke depanya. Sudah saatnya, marilah kita memilih pemimpin yang berkualitas yang mampu membawa aceh pada kehidupan yang adil dan sejahtera. Kecerdasan rakyat berpolitik akan ditentukan ketika pemimpin yang dipilih oleh rakyat adalah seorang pemimpin yang berkualitas.