MELAKA merupakan pusat pariwisata Malaysia. Berbagai peristiwa yang berkaitan dengan pelancongan, diawali dari Melaka. Berdasarkan sejarah yang hingga kini jadi kebanggaan Malaysia, kemajemukan masyarakat setempat merupakan embrio turisme. Lebih dari 450 tahun, Malaysia dijajah bangsa Portugis. Selain itu, Melaka diduduki berbagai bangsa seperti Inggris, Belanda, Jepang, Cina, Jawa, Aceh dan Sriwijaya. Dengan demikian tidak heran, dibalik keragaman budaya dan adat istiadat Melaka menjadi pusat kebudayaan Malaysia yang terbesar. Berbagai tradisi yang berkaitan dengan kultur di Melaka menjadi bukti sejarah. Bahwa Melaka sudah sejak lama punya daya tarik historis dengan kemajemukan adat dan kehidupan sosial.

Hingga sekarang tidak sedikit peninggalan sejarah yang masih menjadi warisan. Bangsa Portugis yang menjadi penjajah lebih dari 450 tahun, adalah penguasa yang mewariskan budaya, tradisi dan kehidupan sosial. Bahkan di Melaka terdapat Kampung Portugis yang dihuni oleh generasi ke 6. Nenek moyang mereka merupakan orang-orang yang datang ke Melaka dan kemudian mendudukinya selama lebih dari 400 tahun. Beberapa peninggalan Portugis, misalnya gereja, replika kapal dan Perkampungan Portugis. Dilingkungan masyarakat Portugis mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa nenek moyangnya. Namun jika mereka berbicara dengan orang-orang Malaysia menggunakan bahasa Melayu. Tradisi nenek moyang Portugis yang hingga kini, masih menjadi budaya dan adat istiadat mereka tersebut. Mayoritas penduduk di perkampungan itu beragama Katolik. Mereka juga merayakan hari-hari besar keagamaan dengan meriah. Tidak lupa musik, lagu dan dansa portugis ikut mewarnai suasana pesta keagamaan tersebut. Yang tidak dapat dilupakan adalah hidangan bernuansa Portugis, baik berupa kue maupun makanan lainnya. Sedangkan minuman khas bernama tinto menjadi hidangan favorit mereka. Yang juga tidak dapat ditinggalkan yaitu makanan kue bernama bolu. Menurut sejarah perkataan bolu itu berasal dari bahasa Portugis. Kemudian diadopsi berbagai etnis, termasuk Melayu.

Peninggalan lain yaitu senjata pistol berlaras panjang dan pedang masih tersimpan di lokasi Museum Melaka. Bangsa Portugis adalah pelaut yang gemar berperang. Mereka berkelana ke Benua Asia, Afrika dan Amerika. Beberapa negara yang jadi jajahan di Benua Asia misalnya Macao, Goa dan Timor Leste. Sedangkan di Benua Afrika antara lain Mozambik dan Anggola. Di Benua Amerika contohnya Brazilia. Sampai sekarang adat istiadat dan bahasa yang berlaku di Brazilia  adalah bahasa Portugis. Bahkan Visa yang dikeluarkan dari Negara Portugal bisa dipergunakan untuk Negara Brazilia.

Warisan sejarah yang kokoh di Melaka misalnya Balai Kota peninggalan Belanda. Ada juga bangunan lama milik Ingris dan Jepang. Melihat keaneka ragaman bangunan-bangunan bersejarah, budaya, adat istiadat dan kuliner tetap menjadi ciri yang terdapat di Melaka. Setiap tahun Melaka juga selalu mengadakan upacara yang merupakan peninggalan bangsa Portugis. Baik berupa tari, nyanyi maupun musik. Mereka menganut tradisi yang sangat kokoh dalam mempertahankan kultur nenek moyangnya. Karena tidak dapat dipengaruhi oleh budaya lain. Di Melaka setiap tahun menjadi pusat perhatian internasional. Karena satu tahun sekali terdapat pergelaran acara yang  bertajuk "Dunia Melayu Dunia Islam". Acara tersebut diikuti peserta dari berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand dan lain-lain. Beberapa buayawan Riau yang sering hadir dalam pertemuan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) antara lain, Tenas Effendi, Prof. Suwardi M.S, Al Azhar dan Rida K Liamsi. Sedangkan periode sebelumnya sejumlah budayawan Riau seperti almarhum Ediruslan Pe Amanriza, almarhum B.M Syam, almarhum Idrus Tintin juga selalu hadir.

Perspektif pariwisata Melaka berkaitan erat dengan sejarah dan budaya. Dengan melihat begitu luasnya pengaruh pariwisata di Melaka, sampai saat ini tercatat sebagai negara bagian yang menduduki peringkat atas dalam menerima pelancongan. Keunggulan Melaka sebenarnya merupakan kebangkitan nasionalisme akibat lamanya dijajah Portugis. Begitu juga bangsa-bangsa lain yang menduduki tanah Semenanjung Melayu, secara silih berganti merupakan embrio kebangkitan dan kesadaran nasionalisme. Dengan demikian apa yang terjadi di masa lampau dengan penjajahan yang lama, merupakan kesadaran generasi muda kini untuk bangkit melawan dominasi kebudayaan dan kekuatan asing. Sebuah contoh mengenai warisan sejarah masa lalu, sebenarnya merupakan ikon yang tidak bisa dihapus begitu saja. Karena apa yang ada kini, merupakan kelanjutan peristiwa yang terjadi dimasa lalu. Termasuk kebangkitan di sektor pendidikan, teknologi dan budaya.

Begitu pula warisan masa lalu seperti benteng, monumen dan tempat ritual merupakan sisa budaya yang masih kokoh di Melaka. Suasana yang mengandung nilai historis, ditambah pula dengan keindahan pantai dan panorama di Selat Melaka menambah daya tarik pelancongan. Menurut penuturan sejarawan Indonesia dan Malaysia, perubahan yang terjadi akibat lamanya penjajahan menjadi cikal bakal kekuatan masyarakat bekas negara jajahan. Begitulah profil Melaka yang kini merupakan kawasan pariwisata yang unggul dan menarik turis asing.

Sebenarnya Provinsi Riau yang letaknya berdekatan dengan Melaka bisa menjadi  daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata. Terutama untuk kalangan berpenghasilan rendah dan menengah. Banyaknya homestay, tempat-tempat kuliner yang bernuansa murah meriah bisa menjadi contoh bagi Provinsi Riau yang kini tengah menggalakkan dunia pariwisata. Tentu saja yang tidak boleh dilupakan adalah melakukan pembangunan infrastruktur, kerjasama antara pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat setempat. Sehingga contoh-contoh keunggulan Melaka bisa menjadi pelajaran bagi Provinsi Riau, dengan mengembangkan pariwisata secara luas. Tidak semata-mata hanya melihat pantai yang indah, tetapi ada daya tarik yang bisa dinikmati melalui inovasi yang dirancang dengan baik. Sebenarnya keunggulan pariwisata Melaka bisa lebih luas bukan hanya bagi Provinsi Riau saja tetapi juga provinsi-provinsi lain di Sumatera seperti, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan lain-lain. ***