KITA hidup dunia ini hanya sebagai singgahan sementara sebagai mazra"ah (tempat bercocok tanam) menuju kehidupan yang hakiki kelak nantinya. Kapan kita meninggal tidak ada seorangpun yang tahu, itu rahasia-Nya, hanya Allah SWT yang lebih tahu semuanya. Tugas kita hanya menabung dan menggapai sebanyaknya bekal untuk akhirat nanti.
Di sana hanya ada dua pilihan, kalau bukan surga pasti neraka. Satu hal yang harus kita ketahui rumah asal kita adalah surga, lantas kita tidak ingin kembali ke rumah yang dulu Adam dan Hawa pernah singgah disana? Tentu saja jawaban ada dalam hati kita masing-masing.

Sebelum menuju ke gerbang akhirat kita terlebih dulu harus melewati pintunya, yakni kematian. Sosok yang bernama "al-maut" (kematian) merupakan detik-detik perjuangannya yang dikenal dengan sakaratul maut. Pada kondisi ini para ulama dan masyaikh ahli tarekatpun sangat merasa khawatir dan was-was apakah hidupnya berakhir dengan Husnul Khatimah atau Su'ul Khatimah?

Ungkapan Husnul Khatimah merupakan berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata yakni "Husnun" dan "al-Khatimah". Kata "Husnun" bermakna bagus atau baik. Sedangkan "Khatimah" maksudnya berakhir, penghabisan, kesudahan, tamat.

Maka ungkapan "husnul khatimah" mempunyai pengertian berakhir kehidupan seseorang sedangkan lawannya "su'ul khatimah" artinya arti kehidupan hayat seseorang yang buruk.

Meraih husnul khatimah termasuk sebuah perkara yang sangat rahasia bagi manusia dan hanya Allah saja yang lebih tahu. Allah-lah yang akan menentukan siapa hamba-Nya yang mendapatkan husnul khatimah, namun kita hanya mampu berusaha, berdoa dan berharap dengan melakukan berbagai hal yang mendorong kita untuk dapat meraih kemuliaan tersebut.

Untuk apa Husnul Khatimah?
Dalam hal ini baginda Rasulullah SAW telah memberikan pedoman kepada kita salah satu tanda bahwa seorang yang akan masuk surga ialah meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Kondisi ini dapat diraih baik dalam keadaan mendirikan shalat, berzikir, menghadiri pengajian ilmu, atau dalam kegiatan atau perjalanan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya.

Sejarah telah mencatat, tidak ada seorangpun manusia yang dapat mengetahui apakah dirinya bisa meninggal dalam kondisi husnul khatimah atau su’ul khatimah. Tentu saja kenapa ini dirahasiakan? Tiada lain melainkan supaya kita sebagai seorang hamba Allah itu waspada dalam pemanfaatan waktu.

Hidup ini jangan sampai terlena dan terbuai oleh keindahan dan gemerlap dunia dengan segala pernik dan aksesorisnya, sehingga lupa akan akhirat sebagi kehidupan yang sesungguhnya pada akhirnya sang maut akan dijemput dalam keadaan su’ul khatimah. Na'uzubillah minzalik!!!

Tentu saja sisa hidup kita yang masih singgah ini, siapa tahu nanti, esok atau lusa sang maut juga akan menjemputnya. Bekal apa yang harus kita siapkan di samping mengerjakan berbagai perintah dan larangan-Nya dengan sebaik mungkin. Para ulama menjelaskan bahkan mereka melakukannya pada setiap waktu dan kesempatan berbagai amaliah untuk mendapatkan husnul khatimah itu.

Salah satu amaliah rersebut dengan melaksanakan shalat yang dinamakan dengan shalat hifdhul iman (selamat iman). Shalat ini dilakukan dua rakaat setelah shalat Magrib, sebab waktunya antara Magrib dan Isya.

Tata Cara Pelaksanaan
1. Niat: Sahaja aku shalat sunat selamat iman dua rakaat karena Allah
2. Setelah membaca Al-Fatihah disunatkan membaca surat al-Ikhlas enam kali dan surat Al-Falaq dan An-Nas masing-masing sekali.
3. Berdo'a sesudah salam.

Doanya berbunyi:
Allahumma Inni Istawdi'uka Iimaanii Fii Khayaatii Wa'inda Mamaatii Wa Ba'da Mamaatii Fakhfadz 'Alayya, Innaka 'Alaa Kulli Syain Qadiir. Sebanyak 3 kali

Artinya: "Ya Allah saya titipkan iman saya kepada-Mu selama saya hidup, ketika saya mati dan setelah saya mati, maka jagalah iman saya, karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu".

Penjelasan tersebut disebutkan dalam kitab Ianah At-Thalibin. Dalam kitab itu memaparkan bahwa baginda Nabi SAW bersabda, "Siapa yang ingin supaya imannya dijaga oleh Allah, maka hendaklah dia shalat dua rakaat setelah shalat sunah Magrib. Di setiap rakaat membaca Al-Fatihah, Al-Ikhlas enam kali dan Al-Falaq serta An-Nas masing sekali. Juga disebutkan setelah salam hendaklah seseorang dianjurkan berdo'a.

Hendaknya kita selalu berusaha dan berdo'a selalu dengan sungguh melebihi kesungguhan kita dalam mencari harta dan kemewahan dunia sehingga akhir hayat kita dapat dijemput oleh Malaikat Maut dengan tersenyum indah dalam bingkai husnul khatimah. Amin.

Penulis: Helmi Abu Bakar
Pengajar Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh.