PERTANDINGAN cabang angkat besi kelas 62kg Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (9/8/2016) pukul 19.00 WIB diikuti sebanyak 9 lifter kategori A yang mendaftarkan angkatan minimum 300kg.

Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan dan Muhammad Hasbi yang turun di kelas ini akan ditantang para jawara dari lima benua antara lain Amerika Latin, Mesir, juara Afrika (Saad Ahmed) dan Papua Nugini.

Peraih medali perunggu Olimpiade London 2012 diharapkan dapat mengulang angkatan latihannya di dua bulan terakhir yang sangat memberikan keyakinan. Dengan, modal Snatch 150kg dan Clean & Jerk 181kg itu merupakan senjata motivasi diri yang sangat pamungkas.

Adapun rival utama Eko, Chen Lijun 23 tahun asal China yang memiliki best performance pada kejuaraan Dunia di Houston dengan 333kg (Snatch 150kg dan Clean & Jerk 183 kg). Chen Lijun ini sangat berambisi mengambil alih.mahkota kelas 62kg dari tangan lifter Korea Kim Un Guk yang tidak tampil akibat terkena doping di Houston).

Saingan lain adalah Oscar Albeiro. Lifter Kolumbia berusia 33 tahun inilah yang mencuri medali perak Eko pada saat Olimpiade London 2012 dengan selisih berat badan hanya satu ons 30gram.

Total angkatan terbaik Alberio adalah 317kg (Snatch 140kg dan Clean & Jerk 177kg). Namun, Eko tidak perlu terbebani dengan kehadiran Albeiro. Sebab, dari data pertandingan yang dipantau, dia belum mampu menembus the best angkatan tersebut pada dua tahun terakhir.

Kehadiran Hasbi di kelas ini juga cukup menguntungkan Indonesia. Dia diharapkan ikut membantu strategi pemenangan dengan keunggulan di Clean & Jerk. Hasbi harus bisa menembus total angkatan 310 kg (Snatch 135kg dan Clean & Jerk 175 kg) untuk mengalihkan perhatian lawan.

Memang ada saingan lainnya yakni Kharki. Lifter Kazakhstan berusia 25 tahun ini sebagai pengganti rekannya yang terkena doping. Tadinya, Kharki bertanding di kelas 69 kg, namun mengingat kelas ini mempunyai peluang, Kharki yang memiliki bobot badan 66kg dinstruksikan pelatih turun di kelas 62 kg. The best performance Kharki di kelas 69kg adalah 313 kg (Snatch 138 dan Clean & Jerk 175kg).

Adapun lifter Korea Selatan, Han Myeong Mok yang berusia 25 tahun agak kesulitan menembus total angkatan 300 kg (Snatch 143 dan Clean & Jerk 157kg). Han Myong hanya piawai di angkatan Snatch namun tertinggal jauh pada Clean & Jerk. Sementara lifter Jepang Itokazu 25 tahun, juara asia baru 2016 hanya berada di total 288kg (Snatch 130kg dan Clean & Jerk 158kg).

Melihat kondisi di atas, Eko punya peluang. Dengan hanya mengimbangi total angkatan lifter China dan Kolumbia itu, Eko yang memiliki berat badan lebih ringan dipastikan mampu mengibarkan Merah Putih di Rio de Jeneiro. Apalagi, jika Eko mampu mengungguli angkatan mereka. Kami yakin Eko dan tim pelatih akan belajar banyak dari pengalaman di Olimpiade London 2012.

Tim pelatih Indonesia yang dipimpin Dirdja Wihardja serta consultant coach Pandoo dari Afrika Selatan pasti akan memperhitungkan detail setiap angkatan yang sangat menentukan langkah Merah Putih berkibar. Ayo Indonesia BISA. (Penulis : Ir Hadi Wihardja, HPD Race One Satlak Prima, Olimpyan 1984, Peraih 8 Emas SEA Games dan Perak Asia 1987)