MEDAN - Bergulirnya program pemerintah terkait Tax Amnesty (pengampunan pajak), banyak elemen yang memberikan komentar positif dan negative. Untuk mengetahui update pasar terkait perkembangan ekonomi dan politik terakhir, berikut ini paparan yang disampaikan Pimpinan Panin Sekuritas Medan, Darmin yang ditemui di kantornya Jalan Iskandar Muda Medan, Selasa (2/8/2016). Terkait dengan Brexit, menurut Darmin itu merupakan blessing in disguise karena lebih banyak dampak positif daripada negatifnya walaupun sempat menyebabkan ketidakpastian. Dampak positif terbesar adalah membuat suku bunga The Fed tidak naik atau kalaupun naik, tingkat kenaikannya sangat terbatas.

“Suku bunga the fed yang rendah akan menyebabkan likuiditas di pasar modal berlimpah. Kondisi ekonomi di negara maju yang masih belum stabil, akan menyebabkan dana menuju ke negara berkembang salah satunya Indonesia,” paparnya.

Adanya program pemerintah yang menggulirkan Amnesti Pajak, menurut Darmini merupakan kebijakan kunci yang sangat ditunggu oleh para investor luar negeri. Panin Asset Management tidak melihat keberhasilan amnesti pajak dari besaran dana yang masuk ataupun nilai tebusan, tapi lebih kepada perluasan wajib pajak, keberlangsungan pendapatan APBN yang berasal dari pajak pada tahun mendatang, dan masyarakat yang percaya terhadap kinerja pemerintah.

“Amnesti pajak juga akan berpotensi menaikkan rating credit Indonesia di S&P (Standard & Poor's ) dari non investment grade menjadi investment grade pada tahun 2016 ini. Sebab salah satu alasan belum dinaikkan rating Indonesia adalah kekhawatiran soal target pendapatan pemerintah yang kemungkinan meleset sebelum adanya UU amnesti pajak,” pungkasnya.

Suhu politik yang diapresiasi dengan reshuffle kabinet pada 27 Juli lalu, tandas Darmin dari kacamata dunia pasar modal, Panin Asset Management melihat sebagai hal yang sangat positif karena posisi kunci di menteri yang berkaitan dengan ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani merupakan The right man, in the right place, at the right time.

Posisi tersebut juga menunjukkan Presiden Jokowi fokus pada pembangunan ekonomi dengan menempatkan figur yang kapabel dan dihormati oleh pasar. Dari sisi politik, selain lebih stabil juga menunjukkan daya tawar Presiden Jokowi semakin kuat karena di dukung oleh mayoritas partai.

Untuk masalah suku bunga dan inflasi yang rendah dan terkendali, dari sudut pandang pasar modal akan membuat valuasi saham yang saat ini sudah relatif tinggi menjadi bisa dijustifikasi. PE Ratio sekitar 20 – 25 kali yang mahal pada saat suku bunga pasar 8 – 9% menjadi wajar pada saat suku bunga di kisaran 6 – 7%.

Selain itu, tegasnya efek dari perlambatan ekonomi terhadap kinerja laporan keuangan pada tahun lalu diperkirakan akan berubah menjadi positif pada laporan keuangan kuartal II atau kuartal III tahun ini.

Untuk tahun 2016, harga wajar IHSG berdasarkan kondisi fundamental adalah di kisaran 5300 – 5500. Namun didukung dengan sentimen-sentimen positif di atas di tambah suku bunga yang semakin rendah, ada kemungkinan bisa berkisar di 5800 – 6000 pada akhir tahun.

“Yang lebih penting adalah pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya melambat dapat bertambah cepat di tahun 2017 dan seterusnya sehingga dampak terhadap IHSG tidak hanya pada tahun ini, tapi juga pada tahun-tahun mendatang,”tutupnya.