Kebudayaan itu diambil dari interaksi manusia dengan lingkungan. Interaksi sosial manusia melahirkan berbagai kesepakatan yang kemudian menjadi kebiasaan hidup bersama, menjadi adat istiadat dan melahirkan aturan, baik yang menyangkut dengan kondisi geografis, komunitas, maupun dengan interaksi lingkungan ilmiah. Setiap daerah tentunya memiliki budaya yang berbeda begitu juga Tanoh Singkil. Bahasa Daerah.
Saat ini suku Singkil berada di tiga kabupaten/kota di Provinsi Aceh, tersebar di Kabupaten Aceh Singkil, Kota Subulussalam dan di Kabupaten Aceh Tenggara. Belum begitu banyak tulisan-tulisan tentang bahasa Singkil yang bisa kita lihat kalaupun ada hanya berupa konsep atau hanya sekedar wacana sehingga banyak orang belum mengetahui apa itu bahasa Singkil.

Ada yang mengatakan bahasa Singkil seperti yang lazim digunakan di daerah kota Singkil yaitu bahasa Aneuk Jamee/Padang, dan ada juga mengatakan Bahasa Pak-pak.

Sebenarnya bahasa daerah mesti mengikut pada induknya yaitu eksistensi sebuah suku berdasarkan Permendagri Nomor 52 Tahun 2007 bahwa suku bangsa “SINGKIL” adalah suku yang telah diakui keberadaannya di Provinsi Aceh, maka inklusif di dalamnya: bahasa Singkil, budaya Singkil, adat istiadat Singkil, seni budaya Singkil dan lain sebagainya.

Keberadaan Bahasa Singkil
Banyak terdapat bahasa daerah di Aceh Singkil sehingga beragam bahasa daerah bisa kita lihat di Aceh Singkil meliputi Bahasa Aceh sebagian di Kecamatan Kuala Baru, Bahasa Aneuk Jamee sebagian di wilayah pesisir Kecamatan Singkil, dan Singkil Utara.

Bahasa Jawa di daerah transmigrasi, bahasa Pakpak sebagian di wilayah Kecamatan Suro dan Danau Paris dan Bahasa “SINGKIL” merupakan bahasa mayoritas atau sekitar 90 persen digunakan seluruh kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam dan sebagian di Kabupaten Aceh Tenggara atau Tanoh Alas. Jumlah penutur bahasa Singkil di Aceh Tenggara berkisar 18 ribu jiwa.

Bahasa Singkil juga terbilang unik, setiap bahasa pastinya memiliki keunikan masing-masing, begitu kayanya bahasa Singkil sarat dengan kosakata, bahkan dalam bahasa Singkil ada kata kerja yang artikulatif yaitu bila disebut langsung diketahui kata kerjanya atau fokus sasarannya kepada siapa.

Contohnya, Teggu: Ditarik dengan lembut (perlahan-lahan), Sakhan: Ditarik dengan diseret-seret, Sintak: Ditarik dengan spontan/kagetan. Khota: Ditarik dengan keras/kasar, Khut-khut: Ditarik dengan keras dan susah.

Jadi kesimpulannya, bahasa Singkil adalah bahasa yang mayoritas digunakan di Kabupaten Aceh singkil dan Kota subulussalam atau banyak orang membuat istilah bahasa kade-kade atau bahasa kampong.

Sebenarnya nama bahasa-nya adalah bahasa “SINGKIL”. Singkil bukan hanya sekadar nama kota atau kecamatan, dalam arti sempit, namun dalam arti luas Singkil adalah suatu suku bangsa yang meliputi bahasa, adat istiadat, seni dan budaya yang dinamakan dengan “SINGKIL”.

Oleh: Wanhar Lingga (Ketua Bidang Pendidikan, Himpunan Pelajar Mahasiswa Aceh Singkil (HIPMASIL).