APA YANG - diharapkan oleh masyarakat sepakbola Indonesia, baca: Praktisi dan suporter, sudah terjawab. FIFA, otoritas sepakbola satu-satunya di dunia, sudah mencabut suspensinya Jumat (13/5/16). Sehari sebelumnya Pemerintah lebih dulu mencabut pembekuannya atas PSSI. Artinya PSSI telah kembali menjadi organisasi yang merdeka.

Dengan posisi seperti itu, maka PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti yang belum sempat bekerja sejak terpilih melalui KLB di Surabaya (18/4/15), senin mendatang akan memulai pekerjaannya. Jadi, jika kita semua mau jujur, maka momen ini hendaknya digunakan untuk menilai apakah LNM dan seluruh Exco serta pengurus lainnya mampu atau tidak untuk bekerja.

Jika minggu lalu ada 85 voters yang menuntut KLB dengan alasan pengurus PSSI bermasalah dengan pemerintah dan dihukum FIFA, maka sekarang tidak lagi. Jika sebelumnya para pengurus PSSI dianggap tidak mampu mengatasi keadaan dan menyebabkan kompetisi tidak berjalan, maka sekarang posisi telah berubah. PSSI akan mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

Saatnya ke-85 voters bersikap jujur dengan menarik hasratnya untuk menggelar KLB. Kenapa? Ya, saatnya semua pihak kembali pada posisi nol. Posisi seperti setelah KLB Surabaya.

Jika ternyata voters tetap memaksakan KLB, maka kita, para pencinta sepakbola menjadi tahu bahwa permasalahan sesungguhnya bukan pada pengurus, tapi merekalah sumber masalah itu sendiri.

Pusamania Borneo FC, Maluku Utara, Jogya, dan Jawa Timur adalah contoh tentang kesadaran berorganisasi dengan baik. Mereka mencabut permintaan KLB yang sebelumnya bersama ke-85 voters mengajukannya.

Karena, jika mereka menilai pengurus PSSI khususnya Ketua Umum La Nyalla gagal, parameter apa yang mereka gunakan? Bukankah mereka tahu bahwa secara organisasi PSSI dibekukan? Dan, bukankah mereka juga tahu bahwa pengurus khususnya LNM melakukan semuanya yang kemudian dianggap telah menentang pemerintah (baca: menpora) semata-mata untuk menjaga marwah organisasi dan membela anggotanya?

Saatnya para voters mau berkata dan berbuat jujur. Jika tidak, catat: Sepakbola Indonesia akan tetap jalan ditempat bahkan akan mundur. Mengapa? Dengan memaksa LNM mundur melalui KLB, mereka justru berhasil menyingkirkan orang yang memilili komitmen memberantas mafia sepakbola. Jika usaha penggulingan LNM itu juga didukung pemerintah, maka pertanyaannya: Siapa sesungguhnya yang tidak.ingin sepakbola Indonesia bersih?

Jawabnya kita bisa saksikan dari sebetapa kuatnya hasrat dan nafsu pemerintah serta voter memaksa KLB. Semoga Tuhan segera membuka seluruh kebusukan yang hingga saat ini terus diselimuti kepentingan. Oleh M. Nigara, Wartawan Senior dan Pemerhati Sepakbola