MAKASSAR - Sinar, seorang bocah perempuan berusia 4 tahun mengalami luka cukup parah setelah tercebur ke wajan penggorengan berisi minyak mendidih, di rumahnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/8).

Akibat luka terlalu parah, nyawa bocah malang ini tak terselamatkan. Sinar meninggal setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Labuang Baji.

Murni (21), tante Sinar mengatakan, keponakan meninggal dunia di ruang ICU sekitar pukul 02.00 WITA, Selasa (2/8). Sementara, Anti (30), ibu korban masih dirawat intensif. Dia juga menderita luka parah saat menolong anaknya.

"Kondisinya tidak banyak berubah, mengeluh kesakitan dan sering pingsan," tutur Murni.

Hal sama juga diungkapkan, seorang perawat bernama Kurniawati bahwa Anti kerap mengeluh sakit pada luka bakarnya. "Bersama anaknya, Anti tiba di rumah sakit ini sejak pukul 12 siang kemarin dari kejadian pagi harinya," kata Kurniawati.

Sinar dan ibunya dilarikan ke Rumah Sakit Labuang Baji gara-gara kena minyak goreng panas saat membuat kue jualan jalang kote atau pastel di rumah kontrakannya di jl Monginsidi Baru Lorong 3, Makassar.

Awalnya, Sinar (4) di atas tangga yang menuju lantai 2 berteriak minta ke ibunya, Anti (30) untuk diambilkan mainan. Anti yang sementara menggoreng kue jalang kote bergegas masuk kamar untuk mengambilkan mainan buat si bungsu, anak keduanya.

Alangkah paniknya saat keluar dari kamar, dia melihat anaknya itu sudah dalam kuali penggorengan.

"Keluar dari kamar, istri saya dapati Sinar sudah masuk wajan dan tumpahan minyak banyak di lantai. Istri saya langsung mengambil Sinar dari wajan dan sempat terpeleset dan jatuh bersama karena minyak di lantai," tutur Bida' Daeng Sikki, (32), suami dari Anti, bapak dari balita Sinar yang sehari-harinya bekerja sebagai penarik bentor atau becak motor.

Oleh warga setempat, Anti dan Sinar balitanya langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Labuang Baji, Makassar. Menyusul Bida' Daeng Sikki menuju rumah sakit karena saat kejadian, dia sedang menarik bentor.

Balita Sinar dirawat di ruang ICU, sementara ibunya di ruangan bangsal Baji Kamase, kamar 3. Kondisi Balita Sinar lebih parah dari ibunya, luka bakar yang dideritanya mulai dari wajah hingga ujung kakinya. Sempat tidak sadarkan diri. Kemudian saat siuman, hanya sesekali dia terbangun dan meringis kecil kesakitan.

Sementara ibunya di ruang perawatan lain juga sementara menahan sakit. Sebagaimana anak bungsunya itu, dia juga menderita luka bakar. Kulit mengelupas mulai dari bahu hingga kaki, semuanya di sebelah kiri.

"Kata dokter tadi, luka bakar anak saya 80 persen," tutur Bida' Daeng Sikki seraya mengaku dia dan keluarganya belum terdaftar sebagai peserta BPJS sehingga untuk biaya perawatan butuh bantuan dermawan. Ketika itu dia juga mohon bantuan doa untuk kesembuhan anak dan istrinya.***