BENGKULU - Wali Dani (35) melapor ke polisi gara-gara dibacok istrinya sendiri, Sa (32), warga Desa Pematang Tga, Kecamatan Pematang Tiga, Kecamatan pematang Tiga, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng).

Wali Dani yang mendatangi Mapolsek Pondok Kelapa, Senin (18/7) kemarin, menyatakan siap damai.

Hanya saja, Dani menegaskan bahwa dirinya akan segera melayangkan surat perceraian ke pengadilan negeri (PN) Agama Argamakmur Bengkulu Utara (BU) pasca perdamaian dilakukan.

"Saya bersedia untuk berdamai dan tidak lagi meneruskan perkara ini. Namun, saya tak bisa lagi menerimanya sebagai istri saya. Saya mau cerai," tegasnya seperti diberitakan Bengkulu Ekspres, Selasa (19/7)

Ditanya mengenai hak asuh anak, Dani tak mempersalahkan jika hak asuh terhadap ketiga anak mereka diserahkan kepada sang istri.

"Tiga anak saya semuanya masih kecil. Yang paling tua berumur 9 tahun, sedangkan yang paling bungsu masih berumur 18 bulan (1,5 tahun). Kami akan berembuk secara kekeluargaan dan menentukan siapa yang nantinya akan mengasuh anak," uajr pria yang dalam keseharinya berprofesi sebagai petani kopi ini.

Masih kata Dani, perkara ini berawal dari adanya permasalahan internal di dalam keluarga yang dipicu oleh beredarnya isu jika istrinya memiliki pria idaman lain (PIL).

Dani mengaku sering melihat sang istri menghubungi lelaki lain dengan menggunakan sebuah handphone (HP).

"Dalam kesehariannya, saya memang jarang tinggal di rumah dan biasa menginap di kebun kopi yang memang berjarak cukup jauh dari rumah. Setiba di rumah, saya sering kesal melihat dia (istri, red) lebih sering menelepon orang lain. Inilah yang membuat saya emosi. Saya dibacok dengan menggunakan sebuah parang saat berusaha menegur dirinya," jelas Dani.

Disampaikan Dani, peristiwa pembacokan yang dialaminya terjadi sekitar saat malam takbiran hari raya Idul Fitri 1437 H, sekitar pukul 22.00 WIB, Selasa (5/7) malam.

Berawal dari ribut mulut, pelaku langsung mengambil sebilah parang yang terletak di dinding rumah dan menebaskannya ke pipi kiri korban hingga mendapat 7 luka jahitan di Puskesmas terdekat.

Meski sempat dilakukan mediasi sebanyak tiga kali dengan dihadiri oleh Bhabinkamtibmas Polsek Pondok Kelapa, korban yang terlanjur emosi memilih untuk melapor ke pihak kepolisian. ***