LAMPUNG - Kegemparan terjadi di Jl. Mawar, Kelurahan Yukumjaya, Kecamatan Terbanggibesar, Lampung Tengah (Lamteng), kemarin (15/7) sekitar pukul 07.00 WIB.

Penyebabnya adalah jeritan Supriyanto (33). Pagi itu ia memanggil tetangganya lantaran menemukan jasad ibunya Sakiyem alias Yepriana (49) dan adiknya Muhammad Khoirul Anwar (8) bersimbah darah di kamar mandi belakang rumah ibunya.

Belakangan diketahui, Sakiyem diduga menggorok leher anak bungsunya hingga tewas dengan pisau dapur, lalu mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama.

Supriyanto mengatakan, kejadian ini diketahuinya sekitar pukul 07.00 WIB. Kala itu, dirinya yang memang sudah tinggal terpisah dengan ibunya itu datang untuk mengantarkan adiknya Khoirul ke sekolah.

”Ketika saya datang ke rumah ibu, saya panggil tak ada sahutan. Rumah pun terkunci dari dalam. Karena curiga, saya dobrak pintu. Saya cari keduanya di setiap kamar, nggak ada. Ketika ke belakang, di kamar mandi saya melihat ibu dan adik sudah bersimbah darah. Saya langsung memanggil tetangga untuk meminta bantuan,” ujarnya seraya meneteskan air mata.

Putra almarhumah dari suami Sakiyem yang pertama ini melanjutkan, dirinya memang biasa mengantar dan menjemput adiknya ke sekolah ketika bapak tirinya Yanto Suhaili (50) tak ada di rumah.

”Saya biasa antar-jemput adik ke sekolah kalau bapak nggak ada di rumah. Kebetulan bapak memang lagi nggak ada di rumah. Bapak lagi nyopirin saudara untuk jalan-jalan ke Bandung, Jawa Barat. Makanya, sejak bapak pergi, setiap paginya saya yang antar jemput Khoirul,” tuturnya.

Menurut Supriyanto, ibunya melakukan hal tersebut lantaran diduga depresi karena menderita kanker payudara. ”Sudah stadium IV. Sudah satu tahun lebih sakitnya. Mungkin ibu stress, karena penyakitnya tak kunjung sembuh,” ceritanya.

Supriyanto mengaku sudah beberapa kali mencoba mengobati ibunya. Kali terakhir pada Maret 2016 dengan melakukan kemoterapi di rumah sakit. ”Tapi, kondisinya tak ada perubahan,” ungkapnya.

Dia juga sempat medengar ibunya sempat mau bunuh diri dengan cara meminum banyak obat beberapa waktu lalu . ”Beruntungnya, ketika itu dilihat bapak dan berhasil dicegah. Mungkin kali ini, ibu sudah tidak kuat lagi menahan sakit yang dideritanya. Semoga mereka diterima di sisi Allah SWT,” ungkapnya.

Sementara, Darsih (36), adik bungsu Sakiyem mengatakan, kakaknya sebelum tinggal di rumahnya saat ini, mengontrak di sekitaran Kelurahan Yukumjaya.

”Sebelumnya ngontrak. Kemudian bangun rumah dan baru sekitar sebelas bulan dihuni. Pernah juga tinggal di Dusun Kecubung, Pekon Umasjaya. Kakak saya dengan suami pertamanya cerai dan punya anak Supriyanto,” katanya.

Yuli (36), tetangga Sakiyem mengaku mendengar suara tangis Khoirul sekitar pukul 06.30 WIB. ”Saya memang dengar tangisan dan jeritan pagi itu. Namun, itu saya anggap biasa. Karena anaknya memang sering menangis. Mungkin dimarahi. Makanya, saya kaget mendengar keduanya tewas,” ujarnya.

Sementara Sugiartini (40), guru Khoirul di SDN 3 Poncowati mengatakan, almarhum baru naik ke kelas 2. ”Anaknya pendiam, tapi pintar. Kalau yang antar jemput ke sekolah memang bapak dan terkadang kakaknya. Karena ibunya katanya sakit. Bapaknya sayang banget. Terkadang ditungguin dan sering dibawakan makanan,” ujarnya.

Sementara dari hasil pemeriksaan medis petugas Puskesmas Poncowati, leher keduanya hampir putus. ”Tulang laring lehernya hampir putus. Ibunya sekitar 25 cm dan anaknya sekitar 10 cm. Kalau dari rekam medis kemeoterapi RS Urip Sumoharjo pada 3 Maret 2016, ibunya memang menderita kanker payudara stadium IV,” kata petugas kesehatan di Puskesmas Poncowati Rosmeri.

Kapolres Lamteng AKBP Dono Sembodo mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil visum hingga dua pekan ke depan. Kini, pihaknya masih melakukan oleh tempat kejadian perkara dan pemeriksaan sejumlah saksi.

Dia menjelaskan, sejauh ini dari hasil oleh TKP pihaknya mengamankan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan sang ibu untuk mengakhiri hidup anaknya dan dirinya sendiri. Selain itu, sejumlah saksi dari tetangga dan anggota keluarga juga telah diminta keterangan.

”Motif lainnya masih kita selidiki. Kita tunggu saja hasilnya. Proses visum juga sudah dilakukan di Rumah Sakit Demang Sepulau Raya,” ungkapnya. ***