BENGKULU – Tim gabungan anggota Satpol PP dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Bengkulu membakar sisa-sisa material pondok warung remang-remang, Kamis (16/6/2016) kemarin.

“Jadi, sampah-sampah pondok kemarin itu kita buang dan kita bakar,” kata Kepala Dinas Disparekraf Kota, Toni Elfian disela-sela pembakaran, seperti dikutip dari Bengkulu Ekspress, kemarin.

Pembakaran puing bangunan tersebut mencegah pedagang memanfaatkan kembali sisa kayu untuk mendirikan pondok-pondok yang serupa di kawasan pantai itu.

Setelah dibakar, pihaknya pun akan mengumpulkan para pedagang untuk bergotong royong membersihkan sisa pembakaran agar kebersihan kawasan wisata ini tetap terjaga.

“Pedagang juga sudah siap untuk membersihkan, karena untuk menyambut lebaran nanti mereka juga butuh tempat yang bersih,” jelasnya.

Meskipun nantinya upaya yang dilakukan tersebut belum maksimal dan masih terdapat sampah yang berserakan, maka pihak Disparekraf, akan turun kembali untuk membersihkan sisa sampah tersebut hingga tuntas.

Pantauan di lapangan, meski kegiatan ini dalam rangka membersihkan sisa pembongkaran, namun masih ada beberapa pondok pedagang yang dibongkar dan dipindahkan anggota Satpol PP.

Hal ini lantaran keberadaan pondok-pondok itu tidak sesuai dengan data yang ada di Disparekraf.

Menurut Toni, Kota Bengkulu merupakan kota religius ke-4 se Sumatera, tentunya kawasan wisata ada suasana religiusnya minimal tidak ada tempat orang untuk berbuat maksiat.

“Disamping mendukung kegiatan Bengkuluku Religius, kita juga mendukung Bengkulu bersih dan sehat, ditambah lagi kita juga akan menyambut hari raya Idul Fitri,” papar Toni.

Disamping itu, ia juga memastikan bahwa penertiban kawasan pantai ini tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, tetapi juga dilakukan pengawasan secara ketat agar kawasan wisata tetap bersih dari tempat-tempat maksiat.***