TARAKAN - Instruksi Presiden Joko Widodo agar harga daging sapi di bawah Rp 80 ribu masih jauh panggang dari api. Setidaknya itu yang terlihat di Tanjung Selor, Kalimantan Utara.

Harga daging saat ini menyentuh angka Rp150 ribu per kilogram. Salah satu pedagang Adelia mengatakan, kenaikan karena banyaknya permintaan dari para konsumen. Hal itu membuat harga dari pemasok mengalami kenaikan.

Hal ini mengakibatkan para pedagang daging sapi juga harus menaikkan harga agar tidak mengalami kerugian.

“Ini baru empat hari puasa, belum lagi pertengahan dan mendekati Lebaran harga daging pasti akan lebih melonjak lagi karena bertambah banyaknya permintaan,” ujarnya pada Radar Tarakan, Sabtu (11/6).

Daging yang setiap hari dijualnya di Pasar Induk merupakan daging sapi lokal yang berasal dari Kabupaten Bulungan, seperti dari Tanjung Palas, Pimping dan Salimbatu.

“Kenaikan harga daging sapi baru terjadi hari ini, karena dari pemasok kami juga telah menaikkan harga. Jadi mau tidak mau kami juga naikkan karena harga jual, kita sesuaikan dengan harga dari pemasok,” sebutnya.

Meski harga naik, pembeli tetap tinggi. Hal tersebut karena kebutuhan warga yang harus dipenuhi. Menurutnya harga daging sapi ini akan terus melonjak selama bulan Ramadan.

Kepala Disperindangkop Provinsi Kaltara Haerumuddin mengatakan, harga daging sapi di Kaltara khususnya di Kabupaten Bulungan belum bisa ditekan seperti keinginan presiden Jokowi. Alasannya, stok ternak masih kurang.

“Kapasitas pemotongan tidak bisa dipotong dalam waktu singkat, jika pemotong memotong hewan hari ini, maka hari ini juga daging sapi tersebut harus habis. Jika tidak, akan rusak,” jelasnya.***