DEPOK - Aliran yang diduga sesat muncul di Kota Depok, Jawa Barat, yakni Amanat Keagungan Ilahi (AKI). Aliran sesat ini bermarkas di salah satu rumah di RT 002 RW 03 Kampung Sawah, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Depok.

"Sudah lama warga resah dan akhirnya menggerebek dan membubarkannya," kata Hidayatullah, Ketua RT 002/RW 03, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Ahad (15/5).

Saat ini rumah yang dijadikan markas aliran sesat AKI sudah dipasangi garis polisi dan diawasi polisi dan aparat Kelurahan Jatimulya. Aliran sesat AKI ini selain tidak mewajibkan salat dan puasa Ramadan juga melakukan pengajian dengan ritual seks. "Aliran ini diduga sudah muncul selama setahun terakhir. Warga diajarkan tidak perlu beribadah salat dan puasa Ramadan," ujar Hidayatullah.

Menurut Hidayatullah, aliran sesat ini awalnya muncul dari seorang pria berinisial DS yang datang menyebarkan paham yang dianutnya. Semula salah satu warga yakni berinisial A juga menjadi pengikutnya. A pun mengajak menantunya berinisial R yang kemudian mengajak istrinya E untuk ikut serta dalam aliran tersebut.

Anehnya, setiap kali mengaji pada malam hari, lampu rumah pemimpin aliran sesat ini selalu dimatikan. Selain itu, ada pula kewajiban untuk para wanita pengikutnya bersetubuh dengan sang guru DS. Saat melakukan zikir setiap wanita harus berpakaian seksi dan wajib melakukan ritual seks.

"Korbannya, E, awalnya memakai jilbab, sekarang lepas jilbab, rambut dicat, merokok, dan pakai pakaian mini. Kaya orang enggak sadar. Suaminya juga awalnya enggak sadar, tapi lama-kelamaan sadar kenapa kok ia mengizinkan istrinya bersetubuh dengan sang guru DS,” ungkap Hidayatullah.

Bukan itu saja, lanjut Hidayatullah, DS juga merubah kalimat syahadat dengan mengaku dirinya sebagai Tuhan. DS juga meminta jamaahnya untuk menyetor infak per bulan dengan kisaran Rp1 juta. Untuk merekrut jemaahnya, biasanya DS lebih dahulu mengimingi dengan uang senilai Rp200 ribu. "Sudah cukup banyak warga sekitar yang terjerumus dan mengikuti aliran sesat AKI. Tapi, pada akhirnya beberapa di antaranya sudah sadar," terang Hidayatullah.***