TASIKMALAYA - Nasib Maulana (28 tahun) benar-benar memilukan. Dia bersama istri dan keempat anaknya, salah satunya masih bayi, terpaksa tinggal di kandang ayam berukuran 2x3 meter milik seorang warga di Kampung Bojong, Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Sudah empat tahun saya tinggal di 'rumah' ini, mau mengontrak rumah nggak punya uang lagi," ujar Maulana, dikutip dari act.id.

Setiap hari, Maulana mencari nafkah sebagai penarik odong-odong. Tetapi, odong-odong itu bukan miliknya sendiri, melainkan milik orang lain.

Maulana harus menyewa odong-odong itu dengan biaya sebesar Rp140.000 setiap pekan. Dia kerap membawa pulang pendapatan sebesar Rp50.000 saat hari cerah. Sementara jika hujan, sepeserpun uang tidak dia dapat.

Rumah yang sebenarnya adalah bekas kandang ayam yang terletak di pekarangan belakang. Seorang warga meminjamkan kandang ayam tersebut lantaran merasa iba dengan kondisi Maulana.

Di ruangan sesempit itu, Maulana harus berbagi tempat tidur dengan istri dan anak-anaknya. Udara dingin menyeruak masuk ke dalam ketika malam lantaran dinding rumah itu tidak sepenuhnya tertutup.

Atap rumah itu terbuat dari asbes. Alhasil, suara berisik muncul saat hujan turun.

Maulana membagi ruangan sempit di rumah itu dengan sekat, sekadar memberi tanda pemisah antara ruang tamu dan tempat tidur. Sementara kolom yang tersisa dimanfaatkan untuk dapur dan lemari pakaian kecil.

Tidak ada jejak teknologi elektronik ditemukan di rumah itu. Listrik hanya digunakan untuk penerangan di malam hari.

Khusus untuk bayinya yang baru berusia beberapa hari, Maulana membuat ayunan sebagai tempat tidur. Ini lantaran dia khawatir ada ular masuk dan mengancam kehidupan bayinya.

"Saya nggak berani tidurkan bayi ini di lantai, saya takut ada ular. Pernah tidur di bawah, semut berkerubung melingkari dia," kata Maulana.***