JAKARTA - Anggota DPD RI, Asri Anas, membenarkan informasi bahwa Ketua DPD RI, Irman Gusman, ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat malam jelang Sabtu dinihari (17/9). Anggota DPD RI dari Sulawesi Barat ini menyatakan, pihaknya melakukan investigasi mandiri terkait kabar penangkapan Irman.

Dia menceritakan, awalnya Irman Gusman menerima tamu beberapa pengusaha pada pukul 23.30 WIB di rumah dinasnya di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Pengusaha itu membawa anak beserta istrinya ke rumah Irman.

"Jam setengah dua belas malam ada pengusaha datang ke tempat Pak Irman. Itu biasa, karena Pak Irman juga berlatar belakang pengusaha," kata Asri Anas, ketika diwawancara live oleh salah satu stasiun TV berita.

Dia menduga pengusaha itu sudah kenal dekat dengan Irman. Dari hasil investigasinya diketahui bahwa pengusaha itu datang membawa bingkisan. Kemudian pengusaha itu berusaha menyodorkan bingkisan itu ke Irman Gusman, yang bersangkutan menolaknya.

Ketika pengusaha itu mau pulang dari rumah Irman, penyidik KPK datang ke lokasi. Saat itulah terjadi pencidukan.

"Setahu saya Pak Irman tidak pernah mau bicara duit maka dia menolak bingkisan itu," tegasnya.

Dia mempertanyakan apa tujuan pengusaha mencoba menyuap Ketua DPD RI. Apalagi, seperti beredar di media massa, suap itu terkait infrastruktur daerah.

"DPD kan tidak punya hak anggaran untuk tentukan proyek-proyek. Apa yang bisa dinegosiasikan dan dijanjikan Pak Irman? Tapi mungkin pengusaha itu tahu bahwa Pak Irman sebagai Ketua DPD secara ketatanegaraan kan punya jaringan kewenangan, bisa bicara dengan siapapun," urainya.

Asri Anas juga mengaku dirinya kini menduga-duga bahwa Irman sedang terjebak dalam upaya kriminalisasi. "Bisa saja kriminalisasi," ungkapnya. ***