JAKARTA - Cendikiawan Suryaatmadja pantas disebut bocah ajaib. Sebab, di usianya yang baru 12 tahun, bocah sudah menjadi mahasiswa Universitas Waterloo, Kanada. Padahal, anak-anak seusia dengannya masih duduk di bangku kelas VI SD.

Pekan ini, bocah yang akrab dipanggil Diki ini sudah mulai kuliah. Dia menjadi mahasiswa termuda untuk tahun ajaran baru di kampus tersebut.

"Dia punya nilai yang fenomenal," kata Andre Jardin, pejabat kampus bagian pendaftaran kepada stasiun televisi CTV.

"Dia sangat siap secara akademis. Yang membuat kita kagum adalah dia bocah berusia 12 tahun," sambungnya.

Rupanya, kecerdasan Diki sudah terlihat sejak dia duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Saking jeniusnya, dia beberapa kali mengalami akselerasi.

Hal itu diungkap Agus Supangkat, salah satu guru Diki saat mengenyam pendidikan di sekolah Yayasan Kesatuan Bogor.

"Anak ini sudah sejak TK memang terlihat tanda-tanda luar biasanya. Sejak kecil IQ- nya luar biasa. Dia bisa menjawab pertanyaan yang seharusnya bukan dijawab anak TK," kenang Agus, saat berbincang dengan merdeka.com.

Saking jeniusnya, bila seseorang berpikir satu langkah terhadap satu hal, maka Diki jauh melangkah ke depan. Diki paling gemar pelajaran matematika dan fisika. Dia mengisahkan, pertama sekali waktu, guru fisika se-Bogor mengundang Diki untuk presentasi sebuah teori.

"Dan paparannya bikin bengong, penjelasan dia di luar nalar tapi itu benar," ucapnya bangga.

"Bahkan, pernah guru Bahasa Indonesia bertanya, nah dia itu jawabnya pakai logika matematika. Padahal itu belum ada rumusnya, tapi memang jawaban dia benar. Jadi memang luar biasa sekali anak itu, kalau bicara TOEFL lewatlah pasti 500," paparnya.

Diki memang gemar pelajaran eksak. Buatnya belajar serius adalah hobi. "Jadi dia bukan lagi kuasai pelajar untuk SMP atau SMA, tapi materi perguruan tinggi juga bisa. Malah kami belajar dari dia. Tapi walaupun senang belajar, saat waktu main dia tetap bermain seperti anak usianya," tambahnya.

Bukan cuma soal pelajaran, lanjut Agus, Diki juga nyambung diajak ngomong politik di Tanah Air hingga persoalan ekonomi.

"Kita sampai kaget tapi penjelasan dia logis juga. Dia pernah jelasin soal Nawacita, jawabnya logis masuk akal, di luar kemampuan orang dewasa. Jadi memang kalau belum kenal, Diki dikira pendiam. Padahal, kalau diajak ngobrol terus enggak berhenti, malah suka joke (bercanda) juga anak itu," sambung Agus.

Di balik kepintarannya itu, Diki tetaplah bocah kecil berusi 12 tahun. Menjadi anak cerdas tak membuatnya kurang pergaulan atau sibuk dengan dunianya sendiri. Dia tetap bermain seperti anak seusinya.

"Dia main seperti biasa dengan teman-temannya. Main lari-lari. Tapi yang memang kalau sudah di depan buku dia akan fokus," pungkas Agus.

Kini, Diki punya satu cita-cita setelah apa yang diraihnya saat ini. Dia ingin membuat sesuatu untuk dunia lewat ilmu yang dimilikinya.

"Fisika adalah sebuah subjek yang bisa mengubah dunia," katanya saat sesi wawancara dengan The Record. ***