JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengakui bahwa perilaku koruptif masih banyak di tubuh Kepolisian. Masalah ini menjadi salah satu poin program reformasi institusi yang tengah digulirkan Polri terkait kultur internal Kepolisian.

"Perilaku koruptif masih sangat banyak di semua lini Kepolisian. Memang sudah berkurang, tapi masih banyak di mana-mana. Ini memprihatinkan bagi saya," kata Tito, saat berkunjung ke Kantor Harian Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Perilaku hedonis anggota Kepolisian juga masih ditemukan serta masih adanya arogansi kekuasaan.

"Lebih mengutamakan kekuasaan. Legitimasi yuridis daripada legitimasi sosial," lanjut Tito.

Tito menyadari, kepercayaan publik terhadap Polri juga cenderung rendah.

Oleh karena itu, Polri berupaya agar kepercayaan publik meningkat. Reformasi Polri juga harus segera dilakukan, terutama mencakup struktur organisasi, instrumen (regulasi), dan kultur.

"Ketika Polri dilepaskan dari ABRI tahun 1998 hingga 2000. Ekspektasi publik sangat tinggi pada Polri untuk mengawal reformasi. Supremasi hukum, human rights dan nilai demokrasi lainnya. Harapan publik sangat tinggi," kata dia.

Tito menambahkan, menjadi tugas generasi Polri saat ini untuk mengembalikan citra Kepolisian agar semakin dipercaya oleh publik.

"Empat ratus ribuan anggota polisi masih banyak yang baik. Saya yakin, Polri ingin organisasi ini menjadi baik," ujar mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.***