JAKARTA - Seorang muslim mengharapkan bisa menunaikan haji yakni rukun Islam ke lima. Namun, para jemaah haji harus menyiapkan diri untuk beribadah di Arab Saudi.  Salah satunya menghadapi suhu di Arab Saudi yang terik menyengat. Sebab, suhu di Kota Madinah berkisar antara 44-45 derajat celcius, sedangkan di sekitar Jabal Uhud, cuaca mencapai 48-49 derajat.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Madinah PPIH Arab Saudi, dr Tjetjep Ali Akbar mengatakan beberapa jemaah haji mengalami dehidrasi lantaran cuaca Madinah yang sangat terik.

"Di sini cuacanya panas, jadi bertambah parah, dehidrasi dan lain-lain," kata dr Tjetjep di kantor Kesehatan Haji Indonesia Madinah, Sabtu (13/8).

Kendati begitu, Tjetjep meminta para jemaah haji tak usah khawatir. Kantor Kesehatan Haji Indonesia di Madinah memiliki peralatan medis yang lengkap serta obat-obatan yang cukup, dan dilengkapi tenaga medis yang mumpuni.

Sementara itu, dr Erwinsyah Erick meminta para jemaah haji selalu membawa semprotan air untuk disemprotkan ke wajah secara berkala jika sedang berada di luar ruangan.

"Dari tahun 2012 sampai sekarang musim haji selalu di musim panas. Ini akan terjadi sampai tahun 2018," kata dr Erwinsyah Erick.

Menurut Erick, semprotan air untuk menjaga kelembaban wajah. "Setiap jam kalau bisa minum air satu gelas. Jangan lupa siapkan juga topi, kacamata dan masker," imbuhnya.

Soal semprotan wajah ini, jemaah haji Indonesia oleh Kementerian Kesehatan sudah dibekali dengan tabung yang bisa diisi air untuk sewaktu-waktu disemprotkan ke wajah.***