SOLO - Ketenangan Kota Solo dirusak setelah sebuah bom meledak di Mapolres Solo pada 5 Juni 2016 kemarin. Bom meledak berasal dari seorang tamu tak dikenal yang menggunakan motor masuk ke kantor polisi Solo.

Seorang provost yang berjaga di pintu depan kantor Mapolresta Solo mengalami luka akibat serpihan bom. Sementara pelaku yang belakangan diketahui bernama Nur Rohman itu tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.

Nur Rohman rupanya bukan orang sembarangan. Dia menjadi salah satu orang yang dicari oleh polisi karena sejumlah aksi teror yang dilakukannya.

Berikut sosok Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo:

1.Buronan Bom Thamrin

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebut pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Nur Rohman (31) juga terlibat dalam kasus Bom Thamrin. Warga Sangkrah Solo itu termasuk dalam jaringan Arif Hidayatullah alias Abu Mush'ab.

"Abu Mush'ab sendiri telah kita tangkap di Bekasi pada pertengahan Desember tahun lalu." ujar Badrodin saat melakukan konferensi pers di Aula Mapolresta Solo, Selasa (5/7).

Badrodin mengatakan, di saat bersamaan polisi juga menangkap beberapa orang, termasuk Warna Negara Asing dari Uighur. Penggerebekan dilakukan di Taman Harapan Baru, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

"Saat penggerebekan tersebut orang yang kita duga sebagai Nur Rohman berhasil kabur. Dia orang yang diduga kuat melakukan bom bunuh diri di Mapolresta Solo tadi pagi."

Badrodin menandaskan, sebenarnya pihaknya sudah berhasil melacak keberadaan Nur Rohman saat dalam pelariannya. Dalam pengintaian terakhir kali dia diketahui berada di Jawa Timur. Namun pihaknya kehilangan jejak.

"Kita sempat kehilangan jejak, dan baru diketahui setelah melakukan aksi bom bunuh diri," katanya.


2.Tinggalkan Istri dan 2 Anak

Pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta diketahui bernama Nur Rohman. Dia tinggal di kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.

Pasca bom bunuh diri terjadi, polisi langsung menggiring istri dan kedua putranya ke Mapolsek Pasar Kliwon.

"Tadi sekitar jam 11.00 WIB tadi istri dan anaknya langsung dibawa polisi," kata tetangga pelaku, Kasmi (52), Solo, Selasa (5/7).

Kasmi menambahkan, selama di masyarakat Nur Rohman dikenal sebagai sosok yang ramah dan bersosialisasi. Namun pascabom Thamrin dan penemuan bom rakitan di Semanggi tahun 2015, ia tidak pernah kelihatan.

"Dia sudah lama tidak kelihatan, saya tidak tahu kemana perginya," kata dia.

Rupanya Nur Rohman hilang karena lari dari kejaran Densus 88. Selama pelarian, Nur Rohman tak pernah menafkahi keluarganya.

3. Jaringan Aman Abdurachman

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, bomber di Mapolresta Solo bernama Nur Rohman. Pria berusia 30 tahun itu merupakan salah satu pelaku bom Thamrin yang berhasil melarikan diri.

"Dugaan kita pelakunya Nur Rohman, warga Sangkrah Solo. Namun kepastiannya masih menunggu hasil tes DNA dua hari lagi," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Aula Mapolresta Solo, Selasa (5/6).

Informasi yang dihimpun, diketahui Nur Rohman merupakan pria kelahiran Surakarta 1 November 1985. Sesuai kartu tanda penduduk, alamat yang tertera adalah sebagai warga Sangkrah RT 01 RW 01 Pasar Kliwon, Surakarta, Solo.

Rohman merupakan salah satu jaringan Aman Abdurrahman yang lolos saat penangkapan oleh Densus 88 di Solo, 29 Desember 2015 lalu. Saat itu yang berhasil diringkus hanya Nur Hamzah dan Andika.

Setelah dilakukan pengejaran akhirnya Aman bisa ditangkap yang kini ditahan di Lapas Nusakambangan. Setelah Rohman tewas tersisa Susilo yang diduga sudah pergi ke Suriah pada Februari lalu.

Kelompok Rohman ditenggarai pernah melakukan kegiatan bongkar pasang M16 di Masjid Al Wusto Mangkunegaran, sebelah utara Polsek Banjarsari, Solo. Rohman merupakan kelompok hisbah Solo, jaringan ISIS yang juga masih satu sel dengan Syamsudin Uba kelompok Bekasi.

Badrodin menambahkan saat bom Thamrin, Jakarta Pusat, Nur Rohman berhasil melarikan diri. Saat kabur dia membawa 3 bom aktif.

"Kita masih selidiki, bom yang diledakkan di Solo ini apakah bom yang pertama, kedua atau ketiga," tandasnya.


4. Pernah Jadi Ketua RT

Nur Rohman (31) pelaku bom bunuh diri Mapolresta Solo, rupanya pernah menjabat sebagai Ketua RT 01 RW 12 Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon. Demikian disampaikan tetangga pelaku, Kasmi (52) saat ditemui wartawan di rumahnya.

"Mas Nur Rohman dulu pernah menjadi Ketua RT, RT 01 RW 12, Sangkrah. Tapi setelah kasus bom Sarinah, dia jarang keluar," ujar Kasmi.

Namun saat ditanyakan sejak kapan Nur Rohman menjadi Ketua RT, Kasmi mengaku tidak mengetahuinya. Ia hanya menjawab jika Nur sudah lama menjabat sebagai ketua RT. Kasmi juga menceritakan jika Nur Rohman pernah bekerja sebagai penjual bakso keliling.

Terpisah Lurah Sangkrah, Singgih Bagijono, membenarkan jika Nur Rohman merupakan warganya. Sesuai KTP (kartu tanda penduduk), kata dia, pelaku masih merupakan warga Sangkrah.

"Dia warga kami, tapi sudah menghilang sejak tahun 2015, tepatnya pascabom di Sarinah dan penemuan bom rakitan di Semanggi," katanya.

Namun tiba-tiba terdengar kabar melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta. Singgih juga membenarkan, sebelum menghilang pelaku pernah menjadi Ketua RT 01.

Nur Rohman diketahui melakukan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta sekitar Pukul 07.35 WIB. Dalam aksi ini, satu anggota provost luka akibat terkena ledakan bom.***