BENGKULU – Badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu, menemukan antibiotik, Biosat 1.5, antitetanus serum (equine) 1.500 IU yang diduga palsu. Antibiotik tersebut beredar di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Temuan itu setelah pihaknya menggelar inspeksi mendadak (sidak) vaksin palsu yang beredar saat ini.

Kepala BPOM Bengkulu Arnold Sianipar menjelaskan bahwa penemuan tersebut didapat saat pihaknya menggelar inspeksi mendadak.

Selanjutnya, antibiotic itu akan diteliti secara primer dan sekunder. Dalam kemasan kotak berukuran kecil itu, berisi 10 ampoules. Saat ini, kata dia, antitetanus yang ditemukan didua lokasi itu telah disita sekira 45 ampoules.

''Isi dalam satu kotak berisi 10 ampoules. Semuanya sudah kita amankan di Balai POM. Kalau untuk vaksin palsu belum ada,'' kata Arnold, Selasa (28/6/2016).

Arnold menuturkan bahwa para penjualbaru 10 hari menjual antibiotic dan hanya dijual di wilayah Kabupaten Seluma.

Antibiotik tersebut diketahui dibeli dari provinsi yang berdekatan dengan Bengkulu, dengan sebesar Rp85 ribu per ampoules. Sementara dijual kepada konsumen dengan harga Rp120-Rp 140 ribu per ampoules.

Padahal, kata Arnold, harga normalnya per ampoules biasanya dijual dengan harga Rp158 ribu. “Kemasannya sangat mirip sekali dengan yang asli. Tapi semua ini harus diteliti dulu,'' seru Arnold.

Ia menambahkan, sample antibiotik tetanus tersebut akan diteliti di BPOM Jakarta.''Hari ini akan kirim ke Jakarta untuk diteliti,'' jelas Arnold.

Antibiotik tersebut, tidak diperjualbelikan secara bebas kepada masyarakat luas. Namun dijual kepada dokter praktek, klinik dan rumah sakit.

Arnold menjelaskan bahwa antibiotik itu untuk mengobati luka bekas pasca-kecelakaaan, tetanus atau bekas karatan besi. Ia juga meminta mengimbau agar masyaarakat tidak panik atas temuan tersebut.

''Efeknya kita belum tahu pasti. Jadi kita masih menunggu hasil uji lab di Jakarta nanti,'' pungkas dia.***