JAKARTA - Umumnya kaum Tionghoa yang ingin memeluk Agama Islam selalu memilih masjid ini sebagai tempat proses mualafnya. Kenapa masjid yang hanya buka pukul 09.00 hingga pukul 17.00 ini jadi pilihan?

Masjid yang dimaksud adalah Masjid Lautze. Inilah masjid yang banyak dipilih oleh etnis Tionghoa di Jakarta sebagai tempat untuk mengucap dua kalimat Syahadat. Dari masjid ini, telah banyak mualaf yang dilahirkan.

Di awal tahun 2015 saja, masjid ini telah menjadi tempat proses mualaf hampir 20 orang, di bulan pertama ada sekitar 9 mualaf dari etnis Tionghoa, dan bulan ini sekitar 8 orang.

Terletak di Jalan Lautze. Masjid ini berhimpit dengan ruko-ruko di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Masjid ini turut meramaikan roda kehidupan di kawasan Pecinan yang menjadi salah satu sentra perdagangan di Ibukota.

Masjid ini mulanya memang ruko, sebagaimana bangunan di kanan dan kirinya. Namun kemudian dibeli oleh seorang Muslim dan diubah menjadi masjid. Pada tahun 1994, masjid ini diperluas dengan menambah satu ruko di sebelahnya. Tahun itu pula, masjid ini diresmikan oleh Baharudin Jusuf Habibie, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat.

Jamaah masjid ini sebagian merupakan mualaf dari etnis Tionghoa. Para mualaf itu setiap minggu berkumpul untuk belajar agama, seperti mengaji dan berdiskusi. Pada saat Imlek, masjid ini juga menggelar beberapa kegiatan Islami.

Selain itu, masjid ini juga menjadi kantor bagi Yayasan Haji Karim Oei yang mengelola masjid ini. Yang unik, masjid ini tidak dibuka 24 jam sebagaimana masjid lainnya. Masjid Lautze hanya buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.***