JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui mengurus perizinan usaha di Indonesia sangat rumit dan bertele-tele. Dia sendiri pernah menyaksikan dan merasakan sendiri rumitnya mengurus perizinan usaha.

Dilansir dari situs setkab.go.id, Rabu 15 Juni 2016, di hadapan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) dan Asosiasi Profesionalis Elektrika Indonesia, Jokowi bercerita membuktikan sendiri kerumitan perizinan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Indonesia.

"Saya datangi, coba saya mau ngerti mengurus SIUP itu yang benar berapa hari atau berapa jam sih. Saya datang nih syaratnya, di ketik komputer, tek tek tek tek tekā€¦ Saya rasa hanya dua menit rampung. Lah kok bisa berminggu-minggu? Saya tanya, ini sudah jadi kok bisa berminggu-minggu. Itu ruwetnya di mana," kata Jokowi di Jakarta.

Lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini diminta naik ke lantai 3 karena pejabat yang menandatangani perizinan ada di sana. Jokowi pun kesal karena persoalan tanda tangan ini menjadi sangat lama saat mengurus perizinan.

"Tanda tangan itu, kan, nggak sampai satu menit, ya ndak? Apa sih tanda tangan ini (bisa lama, padahal) 2-3 detik rampung gitu loh," kata dia.

Bahkan, Jokowi mengaku kesal dengan kepala kantor perizinan SIUP. "Saya sampai jengkel, saya naik ke atas ke lantai 3. Saya datangi. Untung saja kepala kantornya itu nggak ada. (Kalau) kepala kantornya ada. nggak tahu mungkin saat itu saya gaplok betul saat itu," kata dia.

Jokowi mengatakan kerumitan itu tak hanya terjadi saat mengurus SIUP, tapi juga mengurus perizinan untuk pembangkit listrik. Eks walikota Solo ini mengatakan diperlukan ada 59 perizinan di mana total lembar perizinannya sebanyak 270 lembar.

"Ini gila-gilaan. Kami sudah potong dari 59 izin menjadi 22 izin juga (waktu prosesnya) masih lama, masih 256 hari dan hampir setahun. Urusan apa ini? Kapan kita mau cepat? Nggak bisa. Artinya, ini problemnya bukan hanya di sektor kelistrikan. Semua sektor kita bermasalah," kata dia. ***