KENDAL- Taruna TNI AU Serda Septian Wahyu Sarjono, tewas dalam masa orientasi Sejursarlislek A-42 Skadik 203 Lanud Sulaiman. Ayah Septian, Gono Sardjono, mengatakan putranya mengalami patah pada tiga tulang rusuknya.

Menurut Gono, dalam kondisi tubuh putranya secara kasat mata memang tidak terlihat adanya luka. Gono tidak menyebutkan sumber informasi yang dimaksud. Namun ia diberitahu bila anaknya mengalami patah tulang di bagian iga. Diduga, Septian mengalami tindak kekerasan dari seniornya selama pelatihan.

"Itu ada tiga tulang yang patah. Sedangkan bukti CT Scan dan rekam medis semua masih berada di RS Salamun," kata dia ketika ditemui di rumahnya, di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu, 4 Juni 2016.

Gono yang juga prajurit TNI AU itu mengungkapkan sempat menemui Septian sebelum meninggal. Kondisi Septian sudah koma saat itu. Ia bahkan diberitahu jika Septian telah koma sebelum dibawa ke rumah sakit.

"Anak saya koma begitu peristiwa itu terjadi, detik itu juga serta di TKP itu," ujar Gono.

Meski begitu, keluarga tidak putus harapan. Gono bahkan sempat mengajukan permintaan pemindahan Septian ke rumah sakit lain agar putranya mendapat perawatan yang lebih baik. Apalagi, pihak medis sempat menyebutkan ada harapan meski kecil.

"Begitu saya datang ke rumah sakit, saya tanya ke pihak rumah sakit apakah ada perubahan selama dirawat. Pihak rumah sakit mengatakan ada sedikit perubahan," kata lelaki yang bertugas di Semaba Skadik 403 Lanud Adi Soemarmo Solo itu.

Berdasarkan keterangan dari sumber yang diperoleh sang ayah, kondisi Septian sehat saat siang sebelum kejadian. Padahal, ia mengikuti kegiatan lapangan yang menguras fisik siang itu. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kesatuannya.

Saat malam tiba, pihak pimpinan kesatuan memerintahkan para siswa beristirahat. Septian menurut, tapi ternyata ada kegiatan lain yang tidak diketahui pimpinan.

"Namun ternyata setelah itu, ada kegiatan yang katanya pembinaan. Tapi, pembinaan itu di luar kontak satuannya," ucap Gono.

Saat pembinaan gelap itu, Septian diduga mengalami penganiayaan oleh seniornya. Ayah Septian sangat menyesalkan kejadian mengenaskan yang dialami anaknya di luar konteks pendidikan satuannya tersebut.

"Ini rumah saya dan aturan saya yang buat. Tiba-tiba sampeyan masuk tanpa permisi dan tetangga saya tahu. Kalau seperti itu, boleh kan Anda dibilang pencuri, bisa kan?" ujar Gono kesal.

Taruna TNI AU Tewas

Sebelumnya, Komandan Lanud Sulaiman Kolonel PNB Mohammad Syafii membenarkan taruna TNI AU, Serda Septian Wahyu Sarjono meninggal dalam masa orientasi. Namun, penyebab kematian siswa Sesjursarlislek A-42 Skadik 203 Lanud Sulaiman belum diketahui pasti.

"Benar kemarin (Jumat, 3 Juni 2016) sekitar pukul 19.30 WIB, siswa saya Serda Setya Septian Wahyu Sarjono telah meninggal dunia," kata Syafii saat jumpa pers di Lanud Sulaiman, Jalan Kopo, kabupaten Bandung, Sabtu (4/6/2016).

Menurut Syafii, pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut. Namun, ia mengungkapkan almarhum Wahyu mengeluh sakit saat mengikuti apel malam pada Rabu, 1 Juni 2016, sekitar pukul 22.00 WIB. Ada dugaan jika yang bersangkutan dianiaya senior dalam masa pendidikan itu.

"Yang bersangkutan mengeluh sakit dan berlanjut tidak sadar. Pengasuh melaporkan ke medis lalu kemudian dibawa ke RS Salamun dan sempat dirawat satu hari," ujar dia.

Dia mengungkapkan, menurut dokter yang memeriksa, kelelahan diduga menjadi penyebab kematian almarhum Wahyu. "Penyampaian dari dokter, ada gagal fungsi otak, ginjal, dan paru-paru. Semua kegagalan ini karena disebabkan menurun kondisi tubuh dan menyebabkan tidak berfungsi organ tubuh," ucap Syafii.

Pengasuh pendidikan tersebut, kata Syafii, berasal dari Lanud Adi Sucipto. Karena itu, pihak Lanud Sulaiman tidak berhak mengeluarkan perintah kepada yang bersangkutan. Namun, polisi militer tetap menjalankan proses pengambilan data dari pengasuh dan seluruh siswa. Mereka dinyatakan sebagai saksi.

"Kalau ada kesalahan prosedur, itu baru dikatakan terduga. Karena pengasuhnya dari Lanud Adi Sucipto, dan yang berhak mengeluarkan perintah Komandan Lanud Adi Sucipto. Kalau terbukti baru diproses secara hukum," tutur dia.

Syafii menambahkan, jenazah taruna TNI AU itu sudah diterbangkan ke Solo pada pukul 07.00 WIB pagi tadi. Almarhum beralamat di Desa Kragan RT 20 RW 11, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.***