JAYAPURA - Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano dipukul warga saat melakukan razia kartu tanda penduduk (KTP), Kamis (2/6/2016) lalu. Peristiwa itu terjadi ketika Tomi Mano berusaha menenangkan sekelompok warga yang membuat keributan saat razia digelar. Operasi Yustisi yang melibatkan aparat gabungan Pemko Jayapura, Pengadilan Negeri Jayapura, Polri, TNI dan petugas Pelni ini awalnya berjalan lancar. Penumpang KM Labobar yang turun dari atas kapal secara tertib menjalani pemeriksaan oleh petugas gabungan.

Namun ketegangan mulai terjadi sekitar pukul 09.30 WIT saat sekelompok warga berusaha masuk ke dalam Pelabuhan Jayapura dan meminta aparat gabungan untuk meloloskan kerabat mereka yang baru turun dari kapal tanpa harus menjalani pemeriksaan operasi yustisi.

Petugas gabungan mencoba menenangkan kelompok warga yang berjumlah sekitar sepuluh orang tersebut dan memberikan penjelasan, namun hal itu tidak diterima. Mereka bahkan tetap menuntut agar kerabat mereka tidak menjalani pemeriksaan.

“Kami hanya ingin saudara kami keluar. Jangan diperiksa karena mereka dari kampung. Cepat keluarkan mereka,” ujar salah seorang warga yang melakukan protes dari balik pagar pembatas.

Keadaan makin tak terkendali saat sekelompok warga ini terus mendesak untuk masuk ke pelabuhan. Walikota Tomi Mano didampingi Kapolsek KPL Jayapura, Iptu Abraham Soumilena berusaha menenangkan dan memberikan penjelasan kepada kelompok warga yang melakukan protes.

Namun puluhan warga ini tetap bersikeras dan menerobos masuk dengan memanjat pagar pembatas. Suasana semakin tak terkontrol karena puluhan warga yang menorobos masuk ini melakukan perlawanan saat berusaha diamankan oleh aparat.

Dalam situasi tersebut, Walikota Tomi Mano yang mencoba menenangkan suasana terkena pukulan di bagian tangan oleh salah seorang warga melakukan perlawanan saat diamankan polisi.

Meskipun begitu, Walikota Tomi Mano terus berusaha menenangkan warga dan penumpang yang turun dari atas kapal hingga situasi kembali normal.

“Penumpang jalan terus jangan menonton atau melihat kiri kanan, tetapi langsung ke pintu keluar,” pinta Walikota Tomi Mano saat mengarahkan penumpang yang turun dari kapal.

Melihat kondisi yang kurang kondusif, Walikota Tomi Mano akhirnya memutuskan untuk menghentikan kegiatan Operasi Yustisi e-KTP.

Walikota Tomi Mano menyayangkan aksi protes yang dilakukan sekelompok warga dan sempat membuat keributan di pelabuhan. Sebab operasi Yustisi e-KTP yang dilakukan di Pelabuhan Jayapura bukan pertama kali dilakukan Pemkot Jayapura dan hal ini sudah lama disosialisasikan.

“Pemkot Jayapura tidak memenjarakan orang, hanya ingin memeriksa identitas diri sebagai warga negara Indonesia yang baik. Hal ini kami lakukan karena Kota Jayapura adalah daerah wajib e-KTP dan ini merupakan perintah,” kata Pak Wali.

Meskipun sempat terjadi sedikit keributan sehingga operasi e-KTP terpaksa dihentikan, Pemkot Jayapura menurut Wali Kota Tomi Mano tetap akan melakukan operasi serupa di Pelabuhan Jayapura.

“Kami tetap akan melakukan Operasi Yustisi e-KTP dan melakukan pemeriksaan e-KTP pada kapal berikutnya yang sandar di Pelabuhan Jayapura,” tandas Pak Walikota.***