SOLO - Yohana Darsi Pudyorini, penari Wayang Orang Sriwedari, meninggal dunia, Minggu, 15 Mei 2016. Darsi yang menjadi penari langganan Istana Negara saat Sukarno menjadi Presiden RI ini wafat dalam usia 84 tahun.

Rusini, putri sulung Darsi menjelaskan, ibunya meninggal lantaran penyakit di usia sepuh. Sebelum meninggal, ia sempat keluar masuk rumah sakit karena menderita luka dekubitus.

"Jadi ibu ada benjolan dekubitus, sempat keluar rumah sakit pada akhir tahun 2015 kemarin. Kemudian yang terakhir, dokter menyarankan untuk dirawat di rumah saja, karena kondisinya tidak memungkinkan untuk diobati," ucap Rusini saat ditemui di rumah duka, Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/5/2016).

Darsi dalam dunia wayang orang merupakan sebuah legenda. Ia bersama dengan suaminya Rusman Hardjowibakso menjadi primadona wayang orang Sriwedari Solo. Mereka kerap dipasangkan sebagai suami istri dalam lakon yang dibawakan. Peran yang sampai saat ini melekat adalah Gatotkaca dan Pregiwo.

"Ibu itu lahir 1933. Beliau belajar autodidak menari. Umur 11 tahun sudah menari di wayang orang di Gedung Wayang Orang Sriwedari. Kemudian menikah dengan bapak tahun 1946. Kalau bapak sudah meninggal tahun 1994 lalu," Rusini menjelaskan.

Rusini juga mengungkapkan jika ayah dan ibunya ini merupakan penari yang sering dipanggil Presiden Sukarno untuk tampil di Istana Negara. Awalnya, hanya ayahnya yang dipanggil menari di hadapan Sukarno alias Bung Karno.

"Bapak pertama itu dipanggil Pak Karno untuk menari di Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1950-an, bapak sama ibu sering diminta menari di Istana Negara sama Pak Karno. Biasanya diminta menari saat peringatan kemerdekaan dan ada kunjungan tamu negara," Rusini menambahkan.

Saking melegendanya, pasangan Darsi dan Rusman ini diabadikan menjadi patung di depan pendopo Gedung Sriwedari, Solo. Menariknya, patung yang diabadikan ini diambil dari peran legendaris yang sering mereka bawakan, yakni Gatotkaca dan Pregiwo.

Selain pernah menjadi langganan penari yang dipanggil Presiden Sukarno, Darsi juga sempat diundang menari oleh Presiden Soeharto.

"Ibu dan bapak juga beberapa kali diundang Presiden Soeharto. Seingat saya, diundang dua kali untuk Pak Harto mantu," ujar dia.

Jenazah mendiang Darsi dijadwalkan dimakamkan di Pracimaloyo, Solo, Minggu sore sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di Gedung Wayang Orang Sriwedari.***