JAKARTA - Penyusun buku metode belajar membaca 'Ini Budi', Siti Rahmani Rauf menghembuskan nafas terakhiirnya Selasa (10/5/2016) malam, pada usia 97 tahun.

Pada 1 Mei 2016 lalu, detikcom mendatangi kediaman Siti Rahmani di Jl Petamburan 1, Jakarta Pusat. Waktu itu sekitar pukul 08.30 WIB, Siti tergolek di tempat tidurnya. Dia memakai baju daster berwarna oranye bermotif bunga-bunga dan kain sarung berwarna cokelat.

Tak banyak aktivitas yang bisa dilakukannya. Semua hal dikerjakan di tempat tidur. Dia juga tak bisa banyak bicara dan pendengarannya sudah mulai terganggu.

Meski begitu, Siti tak pernah lepas dari bacaan. Di sisi kiri dan kanan tempat tidur tersebut, berserakan buku agama, surat Yaasin dan Alquran. Semangat membaca Siti tak pernah luntur meski fisiknya terus digerus usia.

"Iya ini Nenek yang buat Ini Budi," kata Siti singkat kepada detikcom.

Putri Siti, Karmeni Rauf, bercerita, salah satu aktivitas yang masih bisa dilakukan Siti walau dengan segala keterbatasan adalah membaca. Bacaan favoritnya dulu adalah novel Belanda.

"Mami itu suka baca novel bahasa Belanda padahal usianya udah 90-an. Ini buku buku dia semua ini. Dan ini buku karangan dia, judulnya Dongeng-dongeng Nusantara. Malam bangun baca, siang tidur," cerita Eni.

Kebiasaan membaca Siti Rahmani sudah dilakukan sejak masih muda. Saat menginjak usia 90 tahun ke atas, Siti Rahmani melakukan kebiasaannya pada malam hari karena kerap sulit tidur.

"Novelnya nggak dibacain, baca sendiri. Jadi perubahannya itu memang sejak 6 bulan yang lalu. Kalau siang dia tidur, malam bangun," kata Eni.

Di ruang tamu rumahnya menumpuk beberapa judul novel berbahasa Belanda. Novel-novel tersebut antara lain karya Barbara dan Stephanie Kiting dengan judul Mijn Dochter is Frankrijk. Kemudian ada karya Sarah Blake yang berjudul "De laatste brief", karya Helga Ruebsamen berjudul "Het Lied en de Waarheid", dan beberapa novel lainnya.

Namun dalam 6 bulan terakhir karena kondisi kesehatan Siti Rahmani Rauf yang terus menurun, keluarga melarang bundanya untuk membaca sesuatu yang berat. Dikatakan Eni, Sang Bunda kerap histeris dan emosional ketika membaca novel.

"Sekarang ini kami anak-anaknya melarang buat baca bacaan berat, Mami itu sekarang harus dipaksakan tidur malam hari. Di samping Mami juga sekarang kami anak-anaknya nyediain buku agama sama Alquran aja," tuturnya.

Selain membaca novel, dikatakan Eni, bundanya juga berlangganan surat kabar. Hidup Siti Rahmani Rauf menurut Eni tak jauh dari membaca.

Selain membaca, Siti Rahmani Rauf juga hobi menjahit. Di sekitar ruang tamu kediamannya juga terdapat beberapa gambar dan karya berupa jahitan tangan dalam berbagai bentuk.

Tak hanya itu, beberapa pekan sebelumnya, Eni bercerita kalau Sang Bunda sering mengigau dalam tidurnya. Dalam mimpi, Sang Bunda kerap menirukan dirinya seperti sedang mengajar.

"Sekarang dia ini sekarang ingat masa lalu, pas dia ngajar. Sering malam-malam dia ngoceh, Ayo siapin baju, Ibu mau ngajar. Ayo anak-anak kerjain PR, kerjain tugas, jangan bandel ya," terang Eni sambil memperagakan ekspresi bundanya saat mengigau.

Kini, Siti Rahmani Rauf sudah tiada. Dia memiliki 9 anak, 3 di antaranya sudah meninggal dunia. Karmeni Rauf adalah putri kandung Siti Rahmani Rauf yang keempat. Selain Karmeni, anak-anak dari Siti yaitu, Rafles, Tatiana (sudah meninggal), Rufman, Hasrani, Rufdi, Ruflina, Ruflianto (meninggal), Juniardi, Novawati (meninggal).

Meski sudah tiada, semangat belajar dan mengajar Siti Rahmani akan tetap dikenang selamanya. Selamat jalan 'Ibu Budi'....***