JAKARTA - Peristiwa kesurupan massal di kawasan Candi Borobudur kembali terjadi. Kali ini, dialami puluhan siswa SMAN asal Kabupaten Tangerang, Banten.

“Kami juga prihatin mengenai kejadian itu, dan memang kejadian seperti ini bukan yang pertama kali. Ini kan tempat yang sakral, jadi tidak boleh main-main,” ujar Kepala Operasional Borobudur Krisna, Kamis (5/5/2016).

Krisna pun menceritakan beberapa peristiwa yang terkadang sulit diterima akal sehat. Seperti saat beberapa orang pengunjung yang terpaksa kembali ke kawasan Candi untuk mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya.

“Kalau ingin ke kawasan candi, tamu yang menggunakan celana pendek harus menggunakan sarung. Namun banyak juga yang membawa sarung tersebut pulang. Waktu itu ada kejadian, seorang pengunjung yang sudah kembali ke hotelnya terlihat linglung, ternyata setelah diselidiki dia membawa pulang sarung yang dipinjam,” kata dia.

“Setelah dibawa kembali ke Borobudur orang tersebut baru sadarkan diri. Ini di luar nalar saya, tapi memang kejadiannya seperti itu,” sambung Krisna.

Soal kasus kesurupan puluhan siswa asal Tangerang, Krisna mengaku mendapat informasi bahwa beberapa siswa menggeser batu dan tidak mengembalikan ke tempat semula.

“Beritanya memang mereka menggeser-geser batu. Namun kesurupan massal ini kami juga tidak mengetahui dengan pasti penyebab pastinya apa, karena terjadi setelah mereka tiba di Yogyakarta, terjadi di hotel, bukan di Borobudurnya,” jelas Krisna.

Peristiwa kesurupan itu terjadi pada Rabu (4/5) sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, mereka baru saja selesai mengunjungi beberapa obyek wisata, salah satunya Candi Borobudur. Rombongan pelajar kelas XI itu menginap di salah satu hotel di Jl Veteran, Umbulharjo Yogyakarta. ***